Diam (Karena) Lelah

Admin
0
dream.co.id


Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan cara dibicarakan. Diam terkadang adalah cara berbicara yang sangat baik, jika bahwasanya kita sudah senantiasa membicarakan, mengatakan dan mendiskusikan hal yang sama. 

Sudah sering mengatakan hal yang sama. Sudah sering mengingatkan, tapi tidak diindahkan. Lantas dimana letak saling menghargainya. Dimana letak nilai ukhuwahnya? Dimana letak simpati dan empatinya? dimana letak introspeksinya? 

Diam di saat ada persoalan adalah salah, jika tidak pernah sebelumnya untuk dibicarakan. Jika sudah sering diingatkan namun tidak pernah didengar malah hanya dianggap sesuatu yang tidak penting, sesuatu yang tidak prioritas, lantas dimana letak menghargainya? 

Dimana letak nilai-nilai yang harus kita jaga? Dimana tujuan utamanya? hal yang sangat harus diperhatikan, jika seseorang yang kau kenal adalah orang yang selalu supel, hamble, enak diajak ngobrol, enak di ajak diskusi, tiba-tiba mendiamkanmu. Setelah sekian banyak yang diutarakan?

Maka engkau harus introspeksi diri, dan tidak mengulang yang tidak disukainya. Namun sebelumnya bicarakanlah dari hati ke hati dan jangan diulangi kembali. Jika memang kau ingin semua kondisi baik-baik saja seperti sediakala. 

Atau jika kau terlalu ego. Dan memang menyukai dan mengagung-agungkan ke egoan mu, maka pergilah, lupakan saja semua yang ada. Dan kita berjalan seperti biasa, namun ada sekat yang membatasi. Hanya itu saja. Berjalan di jalan yang sama tapi tidak bergandengan lagi. Karena hati sudah semakin jauh. 

Untuk apa membuat luka, itu tidak ada gunanya. Hidup ini hanya sebentar. Jelas tujuan kita sama, Akhirat Nya. Namun, saling mengingatkan saja dalam menuju taqwa-Nya. Tak selamanya dekat itu harus rapat. Tak selamanya dekat itu harus bergandengan. Mungkin frekuensi kita belum sama.

Saling berbenah diri, dan jangan ulangi kembali, luka yang sama. 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)