Cinta hakiki hanyalah milikNya, mencintaiNya adalah hal biasa bagi seorang hamba, yang mesti dikejar adalah IA mencintai kita. Allah menyanyagi orang-orang beriman itu jelas dan Allah mengasihi semua makhluk ciptaannya, semuanya. Namun Cintanya Allah belum tentu semua hambanya mendapatkan.
Seorang hamba mencintai penciptanya adalah suatu keharusan, karena hal itu menjadi gerbang meningkatnya hubungan intens pada sang khalik. Ketika kita mencintai Allah, maka akan ada gairah kehidupan yang selalu hadir dalam sanubari.
Mencibtai Allah, akan tiba masanya ujian kecintaan akan menghampiri kita, jika mencintai sahabat karenaNya maka Allah akan menguji kecintaan kita pada lawan jenis, seberapa besar kita lalai atau semakin taqwa ketika ujian cinta menghampiri.
Ujian cinta, rasa hati yang selalu tak wajar ketika ada rasa pada lawan jenis, rasa hati yang lebih condong pada lawan jenis yang bukan 'suami/istri' akan menjadi tameng hancurnya kesucian cinta seorang hamba pada Rabbnya.
Cintailah pasangan karenaNya, artinya akan meningkatnya ketaqwaan padaNya bukan semakin melalaikan kita akan Allah.
Ujian cinta akan selalu menghampiri, Cinta pada hakikinya adalah pesona yang menggairahkan, namun jika rasa hadir pada lawan jenis mampu mengalahkan rasa cinta pada sang khalik maka disanalah ujian cinta hakiki sedang dipertaruhkan.
Mintalah selalu bimbinganNya, agar rasa cinta pada manusia dan lawan jenis berada dalam koridor yang Allah ridhoi, bukan koridor yang Dia murkai.
Mencintai dan dicintai adalah bahasa hati anak Adam, tidak ada yang bisa mengelakkan rasa itu, namun tetap ada jalan untuk mencari keridhoanNya. Mintalah bimbingan Tuhan mu jika kamu telah tersesat karena cinta yang ada di dunia. Mintalah bimbingan hati padaNya.
Lihatlah bagaimana Rasulullah mengajarkan perihal mencintai manusia dan pasangan, beliau mencontohkan segalanya. Memberikan segala sesuatu sesuai porsi.
Aku tidak mengatakan bahwa aku lebih dalam hal ini, tidak, justru aku juga sedang dan akan terus belajar, agar bagaimana setiap cinta yang ku punya hanyalah karenaNya bukan karena nafsu apalagi paras wajah.
Sama halnya di saat aku menyukai sahabat, aku ingin menyukai karenaNya, karena kepribadian sahabat itu, karena kebaikan hati sahabat itu, karena kesholehannya.
Rasa cinta pada sang Tuhan akan selalu di uji sampai kapanpun. Hidup ini takkan lepas dari ujian cinta yang diberikanNya.
18'01'16