Untuk Ibu yang Anaknya Allah Ambil Kembali

Admin
0


Ini sebuah catatan untuk semua ibu yang pernah merasakan kehilangan anak karena meninggal, entah itu saat anak masih bayi, kecil, remaja ataupun saat dewasa. 

Kita sering mendengar berita meninggalnya anak ataupun kisah teman dan saudara kita yang anaknya meninggal. Sedih itu pasti, siapa yang tidak bersedih saat mendengar berita duka.

Bahkan kita bisa sangat sedih meskipun kita tidak kenal dengan orangnya. Bahkan air mata kita juga akan mengalir saat melihat anak-anak surga di Palestina yang syahid di medan juang. Hati siapa yang tidak sedih. Kita semua sedih. 

Namun saat ini saya ingin menorehkan sedikit saja catatan mengenai kehilangan anak karena meninggal. Tidak ada orangtua yang tidak sedih. Menangis itu pasti pernah, terdiam pun pasti pernah dialami. Terdiam karena pasrah.

Namun jalan terbaik yang dapat dilakukan adalah, yakinlah pada-Nya bahwa ia tahu yang terbaik untuk setiap hambaNya. Kita harus percaya pada takdir baik dan buruk. Kita harus yakin ketentuan Nya adalah yang terbaik. 

Tidak mudah memang untuk menata hati. Tapi percayalah dan teruslah berusaha menata hati. Sandarkan hati pada Nya. Percayalah akan takdir dan ketentuan Nya. Karena kita tidak pernah tahu apa-apa mengenai masa depan, yang kita miliki hanya waktu hari ini. 

Kita harus menata hati, bahwa anak adalah milik-Nya. Hanya titipan dari Nya. Jadi disaat Ia ambil maka iklhas kan. Sebab sesungguhnya kita bukanlah pemilik Nya. Diri kita pun adalah milik-Nya. Allah yang punya anak itu. Allah berhak atas segala-Nya. 

Sejatinya tidak ada yang kita miliki. Semua hanyalah titipan dari-Nya. Rasa sedih karena kehilangan anak itu manusiawi. Hanya saja jangan sampai kita berlarut-larut sehingga seakan-akan meratapi nasib. Rindu akan anak itu sangat wajar apalagi tentu banyak kenangan bersamanya.

Tapi percayalah anak-anak yang belum baligh ataupun anak-anak yang Sholeh ia Allah tempatkan di tempat yang terbaik. Tinggal bagaimana diri kita memantaskan diri agar kelak Allah izinkan anak kita memberikan syafaatnya di Yaumil akhir nanti. 

Ikhlas bukan berarti melupakan tentang anak dan kenangan bersamanya. Ikhlas adalah ridho dan lapang akan ketentuan-Nya. Adapun rindu akan kenangan saat bersamanya tentulah boleh dirasa, tidak mungkin juga melupakan sepenuhnya tentang anak yang telah pergi. 

Tak mengapa kita rindu, peluklah mereka dalam doa. Ya, mereka sangat dekat sebenarnya. Hanya saja sudah berbeda alam. Rasakan kehadirannya di dalam hati kita. Percayalah Allah jauh lebih tahu akan sesuatu, Allah jauh lebih menyayangi anak kita. Karena Allah tahu yang terbaik untuk anak kita.

Dan sejatinya, disaat Allah mengambil anak kita, sungguh Allah itu ingin kita orangtuanya masuk ke dalam surgaNya. Hanya saja timbangan amal kita sangat ringan dan sedikit, sehingga Allah ingin memberatkan timbangan itu dengan hal demikian. 

Teruslah sandarkan hati pada-Nya. Yakinkan hati bahwa semua ketentuan Allah adalah yang terbaik. Allah tidak mungkin mendzolimi hamba-Nya. Allah Sang Pencipta tentu jauh lebih mengetahui segala sesuatu. Yakin dan percayalah Allah tak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan. 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)