Berbuatlah Dimanapun

Admin
3 minute read
0
istockphoto


Rasanya terlalu kerdil dan kikir jika kita hanya memikirkan diri sendiri. Memikirkan diri sendiri bagaimana nanti di akhiratnya ataupun memikirkan diri sendiri bagaimana jaya dan sukses di dunia. 

Kita diutus sebagai Khalifah di muka bumi. Makhluk ciptaan yang terbaik dari semua makhluk ciptaan-Nya. Ya meskipun ranah kita tentu sudah berbeda, tidak lagi sama. Tapi tetap sama tujuan kita mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. 

Rasanya menempuh jalan ini pun bukanlah kemarin sore. Sejak masuk lingkungan putih abu-abu kita sudah berkecimpung di dalam jalan ini. Jalan untuk menegakkan kalimat Allah. Jalan untuk bagaimana menyerukan manusia ke jalan Nya. Ke jalan yang hak dan melawan yang bathil. 

Kebatilan pun sungguh banyak sekali saat ini. Sungguh banyak sekali. Tidak sanggup terkadang untuk diutarakan betapa banyak persoalan yang harus kita perhatikan. Dan jalan ini pun saat kini dapat kita tempuh dengan berbagai cara. Gunakan semua alat yang ada untuk menebarkan kebaikan dan kebenaran. 

Rasanya terlalu kikir diri kita jika kita hanya memikirkan diri sendiri, baik urusan dunia maupun akhirat. Atau jika kita hanya fokus pada persoalan rumah tangga dan anak. Sebenarnya pun tak mengapa jika kita ingin fokus pada pembahasan pokok permasalahan yang ada di ruang lingkup ini. Tentu seabrek permasalahan problematika juga banyak di dalamnya. 

Betapa banyak persoalan generasi bangsa dan anak muda yang mesti kita perhatikan. Kita pun tumbuh sebelumnya dari memikirkan keresahan keresahan di kalangan pemuda. Rasanya tidak layaklah kita untuk berseteru jika hanya soal jabatan. Tugas utama kita adalah menyeru kepada kebenaran, dimanapun posisi kita saat ini. 

Apakah sebagai aktivis di sekolah, di kampus, ataupun sebagai individu dan juga di saat kita sudah berumah tangga. Keluarga pun tak lepas dari hal yang sangat mesti kita perhatikan, menyeru kepada Nya. Tapi tentu benar, sebagai individu pun kita punya kelemahan dan kekurangan, namun jangan dijadikan itu sebagai alasan untuk tidak berbuat. 

Lakukan apa yang bisa dilakukan, gunakan semua alat yang bisa digunakan. Itu semua akan bernilai pahala di mata Nya. Pun kita berbuat sesuatu tak perlu menunggu diberikan amanah di sebuah organisasi atau lembaga. Tidak perlu menunggu. Sebagai individu kita punya tugas kepada diri sendiri, kepada keluarga ataupun kepada manusia lainnya. 

Jika amanah menjadi patokan untuk kita berbuat sesuatu, saya rasa sangat dangkal sekali potensi diri kita akan terus berkembang. Tapi sayapun bukan tipikal orang yang suka menjilat untuk sebuah amanah di sebuah organisasi. Toh, kebaikan apapun bisa kita sampaikan lewat apa saja. Itupun akan dinilai pahala oleh Nya. 

Tentu rasa hilang dari berbagai kesibukan organisasi seperti dulu saat sekolah hingga kampus dan pasca kampus dan akhirnya vakum organisasi setelah menikah sangat dirasa. Tapi itu tak mengapa, memang kondisi daerah itu berbeda-beda. Keresahan itu ada, tapi kondisi daerah berbeda.

Sebagai individu pun tidak bisa terlalu menonjolkan diri seperti saat di masa dulu. Daerahnya beda, yang kenal kita pun berbeda, tentu tak mudah untuk terjun ke dalamnya. Tapi memang saya pun sudah terbiasa untuk menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan dan komunitas lainnya. Jadi tidak masalah. Mengembangkan potensi diri itu harus. 

Di zaman digital kini pun untuk berbuat sesuatu hal yang bermanfaat pun tidaklah terkungkung hanya di lapangan. Melalui media apapun bisa untuk menebarkan kebaikan. Menyeru kepada Nya. Ibarat kata, zamannya sudah berbeda. Zaman nabi dakwahnya mengangkat senjata, sedang senjata kita saat ini adalah media digital. Bahkan manfaatnya pun jauh lebih luas menjangkau. 

Jadi, tak masalah, lakukanlah apapun itu yang bermanfaat dan menebar kebaikan, gunakan segala hal yang kita punya untuk menyampaikan sesuatu kebaikan dan kebenaran. Apapun itu. Problematika saat kini sungguh banyak sekali. Kalau saya pribadi sangat khawatir dengan generasi muda, khususnya pada pergaulan remaja dan muda-mudi. 

Dan ini pun tak lepas juga dari pantauan di dalam keluarga, ya mungkin pernah ada yang dengar ketahanan keluarga. Banyak lini yang harus dijaga, terkadang di dalam keluarga terkontrol tapi terpengaruh lingkungan dan pertemanan. Jika kita buka sosial media, dan perhatikan bagaimana kaula muda, sangat sedih kita lihat. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, menjaga generasi. Dimulai dari dalam rumah, lingkungan dan pergaulan. 

Tentu juga ini tidak bisa lepas dari bagaimana didikan dasar agama diperkuat. Ajaran sang Kekasih Nya itu relevan hingga akhir zaman. Kuatkan pondasinya. 



tidaklah 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)