Segerakanlah

Admin
0



Sering kita mendengar kata segera atau menyegerakan, mungkin akan terlintas akan sebuah pernikahan. Ya, sebuah pernikahan yang memang akan dirindui oleh muda mudi yang sudah dewasa dan paham akan agama yang mengajarkan tentang pernikahan bahkan sunnah yang di anjurkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan "Nikah adalah sebagian dari sunnahku, barangsiapa tidak suka terhadap sunnahku maka tidak termasuk golonganku" (HR. Bukhari)

Menikah adalah jalan yang diberikan oleh sang pencipta untuk hambaNya agar kehidupan berjalan dengan normal dan peradaban manusia dapat dipertahankan. Dengan menikahlah Adan dan Hawa memiliki keturunan hingga jumlah manusia sampai saat ini sudah berpuluh milyaran. Maka menikah juga merupakan jalan melestarikan keturunan disamping sebagai fitah manusia yang saling membutuhkan pasangan dalam hidupnya.

Seorang lajang yang sudah cukup matang untuk menikah namun menunda menikah dengan alasan belum mampu atau alasan lainnya maka suatu ketika Umar ra berkata kepada Abu Zawaid yang belum juga berkeinginan menikah sementara usianya sudah cukup dan diapun sebenarnya sudah mampu untuk itu, "Apa yang membuat kamu tidak menikah (akan) membuat kamu orang yang naif" menurut riwayat lain, "Orang belum menikah akan cenderung berbuat kotor dan zina".

Perkataan Umar ra memang sangat menohok, namun yang dikatakan Umar adalah benar, orang yang belum menikah maka akan zina hatinya, gelisah jiwanya dan sebagainya. Jika keuangan yang menjadi ketakutan maka Allah pun sudah berfirman "kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian di antara kamu, sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rezki mereka dan menambah keluhuran mereka", "Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurniaNya". Allah yang menjanjikan, lantas apa yang perlu diragukan dan dikhawatirkan? Allah yang menjanjikan, tak ada janji yang hak selain Allah. Ali ra juga berpesan "Berlambat-lambat (dalam kebaikan) adalah kunci kesengsaraan"

Menikah adalah kebaikan yang sangat baik, segala sesuatu menjadi ibadah, tersenyum pada pasangan ibadah, bercanda dengan pasangan ibadah, menafkahi istri ibadah, mencuci pakaian dan memasak juga ibadah. Semua kegiatan suami istri adalah ibadah. Kebaikan apalagi yang tidak ada dalam rumah tangga? Suami mencari rezeki bernilai jihad. Ketika lelah dengan kehidupan ada istri/suami yang menghibur, kebaikan mana yang ingin ditunda?

Menikah adalah jalannya para nabi dan sahabat. Pahala mereka berlipat-lipat ganda "Dua rakaat dari seorang yang berkeluarga lebih utama dari tujuh puluh rakaat yang dikerjakan seorang bujangan".

Imam Ahmad Bin Hambal saat ditinggal mati istrinya pada hari kedua dari kematian istrinya ia berkata, "Aku tidak suka bermalam sebagai seorang bujangan". Ibnu Mas'ud juga pernah berkata, "seandainya tinggal sepuluh hari saja dari usiaku, niscaya aku tetap ingin kawin. Agar aku tak menghadap Allah dalam keadaan membujang".

Dalam menikah keyakinan yang tinggi pada Allah akan membimbing kita untuk memutuskan segara menikah. Menunda pernikahan sama dengan menunda banyak hal kebaikan yang dapat dilakukan. Rahib seperti yang dicontohkan nasrani bukanlah ajaran Rasulullah. Menikah akan melahirkan rasa tenang dan tentram. Harta yang paling berharga bagi seseorang adalah istri yang sholehah dan Rasulullah juga mengatakan, wanita yang cepat menikah adalah wanita yang berkah, "Salah satu keberkahan wanita, ialah cepat pernikahnnya, cepat pula mengandungnya dan ringan maharnya".

Bagaimana Allah dan Rasulullah mempermudahkan segala sesuatu untuk hamba dan umatnya agar menyegerakan pernikahan, supaya umat manusia tidak jatuh dalam lembah kemaksiatan, mampu menjadi insan-insan yang jauh produktif dalam kinerja dan kerja. Karena ketika fitrah manusia sudah tercukupi maka mereka akan fokus hal lainnya.

Maka tak heran para sahabat dan sahabiyah menikah di usia yang sangat muda sekali, bisa dilihat dalam sejarah kehidupan mereka. Sebut saja Usamah, beliau menikah pada saat belum sampai umur 16 tahun.

Menikahlah, Allah yang akan mencukupkan jika takut akan rezeki tak terpenuhi, yakinlah, rezeki istri Allah tumpangkan pada seorang suami. Maka Allah yang akan memperluas rezeki, bukan akal kita sebagai manusia. Menikah adalah jalannya para anbiya dan sahabat, sudah selayaknya kita menyegerakan.


15'02'16

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)