sumber: https://www.kompasiana.com/apratimanour |
Hujan menampakkan dirinya di sore hari (lagi), senang sekali hujan sepertinya, hadir di saat senja akan mulai menampakkan jingganya. Padahal senja, sudah lama aku menanti hadirnya, namun hujan tak ingin mengalah, ia datang dan membuat cerita lagi di sore hari.
Hujan, aku bukan tak ingin kamu hadir menyapaku, namun tau kah kamu? Kali ini aku merindukan jingganya senja, bukan ketenangan yang kamu (hujan) berikan saat guyuranmu mulai membahasi tanah dan rintik-rintikmu mulai bernyanyi di atas genteng. Aku merindukan jingganya senja. Mengertilah hujan.
Aku tau, kamu pun hadir bukanlah selalu, hanya sesekali dan itupun dengan ceritamu yang berbeda. Namun kadang, aku ingin kamu dan senja bisa hadir dalam waktu bersamaan, apakah itu bisa? Jingganya senja dapat kunikmati dan ketenangan suasana saat hujan hadirpun bisa kurasakan.
Entahlah, aku kira bisa saja, hujan datang sebentar, lantas langit kembali seperti biasanya dan senjapun menghiasi langit-langit di penghujung hari. Jika ada dua pilihan antara memilih hujan dan senja, aku akan memilih jingganya senja.
01'04'16