Ketika Cinta Menjadi Petaka

Admin
0
Sebagian muda-mudi ataupun remaja, menganggap pacaran adalah hal yang biasa. Apalagi zaman kini, mudah sekali untuk menjalin hubungan, baik yang dikenal di sekitar lingkungan ataupun melalui media sosial. Terlepas darimana mereka saling mengenal, pacaran, selagi belum halal haruslah ada batasannya.

Berdalih ataupun berlindung dengan kata pacaran yang sewajarnya, tetap saja, pacaran itu sudah memberikan peluang bagi muda-mudi untuk terlibat dengan berbagai masalah, kecil ataupun besar, hingga menghilangkan nyawa dan masa depan.

Usia yang beranjak dewasa membuat perkembangan tubuh semakin komplit, salah satunya, terkait perkembangan alat reproduksi. Ketika sudah menginjak dewasa, seseorang pun akan mudah terbawa hawa nafsu, apalagi jika ditambah dengan pergaulan yang tidak ada batas, punya pacar dan kesempatan, disinilah hawa nafsu semakin memiliki kesempatan untuk dilampiaskan.

Seperti kata sakti yang sering kita dengar, dimana ada kesempatan disitu ada kejahatan. Banyak kejadian di lingkungan sekitar kita, muda-mudi yang tengah pacaran, mengalami kejadian diluar norma, etika dan adab kebiasaan. Kita sebut saja dengan istilah, hamil di luar nikah. Tak hanya sekedar hamil di luar nikah, acapkali terdengar berita, nyawa melayang karena dibunuh pacar yang tidak bersedia bertanggung jawab.

Peristiwa dan kejadian ini sering kita dengar, terkadang kriminal pembunuhan itu terjadi karena kepanikan akan situasi yang dihadapi. Kepanikan karena mungkin merasa malu dengan orang banyak jika hal yang disembunyikan menyeruak. Bisa juga karena panik tidak tahu harus berbuat apa, tidak mau bertanggung jawab, rasa malu, dan sebagainya. Sehingga pelaku tidak bisa mengendalikan diri, dan kriminal pun terjadi tanpa pikir panjang.

Lalu, apa kemudian yang akan terjadi? Kepanikan demi kepanikan lainnya akan menghampiri. Dikejar aparat kepolisian, terjerat hukum dan akhirnya masuk jeruji besi, masa depan hancur. Kehancuran tidak hanya dirasakan pihak laki-laki tapi, tentunya yang lebih merasakan sensara adalah pihak wanita, karena apa? Bukan hanya masa depan yang hancur, tetapi juga nyawa melayang.

Kasus dan kejadian hilangnya nyawa karena konflik dengan kekasih bertebaran di lingkungan. Contoh kasus yang terjadi di Kalimantan Barat, tahun 2016 silam. Yang ditayangkan SCTV pada siaran acara UNGKAP. "Ungkap" hari ini, Episode 95 yang ditayangkan pukul 13.00 WIB, Rabu, 21 maret 2018 mengisahkan tentang dua muda-mudi yang saling mencintai, lantas terbuai rayuan dan asmara. Terlena dan kemudian melakukan hubungan yang tidak sepantasnya.

Lantas apa yang terjadi? Hamil dialami sang pacar (perempuan), memasuki usia kandungan 8 bulan, sang pacar belum juga memberikan kepastian tanggung jawab, karena kepanikan yang dialami, akhirnya nyawa sang pacar pun melayang di tangan laki-laki yang mencintainya.

Orang yang dicintai, seharusnya dijaga dan dilindungi, tidak dipetik mahkotanya, tapi hawa nafsu berkata sebaliknya. Hawa nafsu menjadi panutan dan patokan. Melampiaskan hasrat untuk kepuasan dan kesenangan sesaat. Tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi dan dihadapi di kemudian hari.

Ketika cinta hanya memperturutkan hawa nafsu apalagi hingga menghilangkan nyawa. Hal demikian bukanlah cinta, cinta adalah kasih sayang dan melindungi. Ketika dua muda-mudi memang saling mencintai, maka saling menjauh adalah jalannya di saat kedua belah pihak belum matang untuk membangun rumah tangga.

Hal demikian baik dilakukan, karena seperti yang kita ketahui bersama, gejolak darah muda tidak bisa dibentengi jika sudah berhadapan dengan lawan jenis, Allah pun sudah memerintahkan untuk menjauhi zina. Ketika kaum muda sudah berdua-duaan maka, tak hayal, setan adalah yang ketiga. Pegang-pegangan dan entah apalagi.

Beda cara beda rasa, pacaran dan berduan jika sudah halal tentu lebih terasa nikmat dan indah. Namun berduaan saat masa belum halal, alias agama melarang, maka masalah yang akan datang, mulai dari dibicarakan orang-orang sekitar, dosa berdua-duaan, dosa pegang-pegangan hingga kebablasan dan berzina. Kemudian tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah lelakinya akan bertanggung jawab, ataukah tidak. Kemudian perempuanlah yang akan menderita.

Nah, untuk kamu yang perempuan, jagalah dirimu hingga ada lelaki yang menghalalkanmu dan kemudian menjaga dan membahagiakanmu. Jangan terbawa arus lingkungan untuk menjalin hubungan jika belum masanya. Apalagi sampai mengorbankan kehormatan dan kesucian, kehancuran yang akan menghampiri, penyesalan dan lainnya.
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)