Hati-hati dengan Hati

Admin
0
sumber foto : grid.id


Yaaa, hidup di dunia ini hanya sebentar. Kita tidak perlu terlalu ambisius untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak ada faedahnya. Misal, mencari kesalahan orang lain. Itu hal yang tidak ada gunanya kan? atau membicarakan orang lain? itu juga tidak ada gunanya. 

Lha memang benar. Membicarakan orang lain hanya akan mengurangi pahala, pahala kita akan ditransfer ke orang yang kita bicarakan, dan jika pahala kita minus maka dosa orang yang dibicarakan akan ditransfer ke kita? enak apa buntung?? Jelas rugi banget!! mah itu namanya. 

Yang enak itu, cukup kita diam saja, jika ada hal yang kurang pantas untuk dibicarakan dan jangan membicarakan orang lain. Tahan lidah kita yang memang sangat lunak sekali itu, tahan lisan kita yang sangat mudah sekali bergerak membicarakan hal yang kurang berfaedah. 

Tahan nafsu kita untuk membicarakan orang lain. gak ada gunanya!! Semuanya bisa zonk. Dan memang jika seseorang sudah tidak suka dengan kita maka akan ada saja kesalahan di matanya. maka biarkan saja. Toh kita tidak ada maksud dan tujuan untuk menyakiti dan mengganggu. Jika merasa terganggu. Mungkin hatinya yang perlu dikasih obat. 

Kita juga sebagai individu, tidak usah berprasangka buruk. Berprasangka yang baik-baik saja. Hilangkan segala jenis syak wasangka yang dapat menghitamkan hati. Hilangkan syak wasangka yang dapat merusak hati. Diperbanyak istighfar, dzikir dan shalawat. Itu salah satu obat hati. Hati perlu dikasih obat, jangan badan sakit saja yang diobati, hehe. 

Jika dirasa, ada hal percakapan yang dapat merusak sesuatu, sebaiknya dihindari saja percakapannya. Diam dan dengarkan saja. Diam secukupnya, dengarkan lebih banyak. Bicara yang sewajarnya saja. 

Di dunia ini sudah sangat banyak sekali hal yang harus kita urus, maka jangan kita terjebak ke dalam hal-hal yang kurang berfaedah. Sesuatu yang mubazir, sesuatu yang dapat menambah dosa, pahala -saja- mungkin kita masih sedikit, atau jangan-jangan malah minus, kan kasian. 

Perbaiki kembali hati, pikiran dan diri kita. Semoga Allah memberikan cara dan jalan untuk senantiasa memperbaiki diri, karena memang manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, tugas kita sebagai manusia hanya saling mengingatkan, tidak lebih dan tidak kurang. Tidak ada manusia yang sempurna, sebaik-baik manusia adalah yang paling bertaqwa di sisi-Nya. Itulah manusia yang terbaik. 






Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)