Nikmat Tuhan yang Mana yang Kau Dustakan?

Admin
0
hyAzn - Asha Art

Banyaknya rasa cinta dan semangat yang dimiliki, memang terkadang membuat kita lupa akan usia. Semangat yang tidak pernah hilang menjadikan kita seakan selalu belia, padahal usia sudah tak lagi muda. Semangat yang dimiliki membuat jiwa seperti senantiasa merasa masih berada di dunia putih abu-abu atau masa kampus. 

Ya, memang benar kita dianjurkan memiliki mimpi yang tinggi, memiliki impian yang besar sehingga seakan kita akan hidup 1000 tahun lagi. Namun disisi lain, kita dianjurkan menjadi manusia yang paling cerdas, yaitu orang yang ingat mati dan mempersiapkan bekalnya untuk kembali.

Rasa suka yang dimiliki karena hanya ingin melihat yang baik-baik saja membuat kita lupa akan duka dan masalah. Namun tetap saja, jangan rasa suka membuat kita lupa dan lalai akan hati, kemana ia ingin rehat dan mencari ketenangannya. Ketenangannya hanyalah ada pada-Nya. Mengingat-Nya.  

Mungkin sering kita melihat dari luar seseorang itu ceria dan humble, padahal kita tidak tahu bahwa dalam kesendiriannya, mungkin ia menyimpan luka dan rahasia. Mungkin dalam kesendiriannya ada hal yang membuatnya ingin menyendiri dan berduaan saja dengan Tuhan-Nya. Siapa yang bisa menyangka. 

Jelas, manusia memiliki dua sisi yang berbeda, seperti koin yang memiliki dua sisi yang berbeda, bukan berarti mereka berpura-pura bahagia dan ceria, jelas bukan. Hanya saja mereka ingin menampakkan wajah penuh senyuman kepada saudaranya. Mereka hanya ingin menjalankan sunnah Nabi-Nya. 

Tapi, tak ada masalah yang terlalu pelik dan sulit, jika kita bersandarkan hati pada-Nya. Allah itu Maha Besar maka tak ada persoalan yang besar di dunia ini. Jati diri haruslah senantiasa kita sadari, bahwasanya kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang sangat lemah dan alpa. Tak akan sanggup jika tidak bersama-Nya. 

Apa persoalan terberat dalam hidup ini? rasa-rasanya saudara kita di Palestina jauh lebih berat masalahnya. Mereka senantiasa di bom, kita masih bisa enak tidur diatas kasur yang empuk. Kita masih bisa makan dengan menu yang diinginkan. Kita masih punya permata hati sebagai pelipur lara, kita masih punya pasangan tempat canda tawa dan berbagi suka duka. Tak ada yang terlalu pelik. 

Masalah yang sangat berat adalah, jika kita tak bersama-Nya. Jika kita lalai akan-Nya. Jika kita lalai mengingat-Nya. Itu adalah masalah terberat. 

Maka tak ada alasan kita untuk bersedih dan berduka jika persoalan kita masih belum seberapa dibandingkan dengan saudara yang terjajah. Tetaplah tersenyum meskipun dunia tak seindah yang kau harapkan. Tetaplah bahagia karena sangat banyak sekali nikmat-Nya yang harus kau syukuri. 

Maka nikmat Tuhan mu yang manakah lagi yang kau Dustakan. 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)