Kesucian cinta (hati yang membisu)_ Part 2

Admin
0
Akhirnya farhan bicara juga: ra, maafkan aku, aku tidak pernah ingin meninggalkanmu, bersamamu adalah kebahagianku, namun aku tak berdaya ra?!.. dia memang istriku, tapi anak itu bukan anakku ra, dia teman kecilku yang telah di tinggal pergi oleh kekasihnya, setelah semua di renggut. aku hanya menjaga nama baik sahabatku ra. Tapi di satu sisi aku tidak ada maksud meninggalkanmu. aku tau aku salah pergi tanpa bicara dan kabar setelah undangan kita sudah jadi, maafkan aku ra. Kau harus percaya padaku. Setiap hari hanya kamu yang ada di fikiranku zahra, percayalah, meskipun aku menikahi sinta tapi aku tidak pernah menyentuhnya. Karena aku menikahi nya hanya untuk menjaga nama baiknya sampai beberapa waktu saja, dan itulah kesepakatan kami ra, aku mohon percayalah padaku. Sebenarnya aku sering datang kerumahmu tapi aku tdak berani mendatangi. Aku tau aku pengecut, sangat pengecut. Tapi aku benar benar tidak berdaya ra, jika kau masih mencintaiku aku ingin kita menikah. Hanya itu yang aku inginkan. Sinta dia sudah tau banyak hal tentang dirimu. Hanya saja kau yang belum kenal dia.

Pikiranku kalut mendengarkan pengakuan farhan, bagaimana bisa dia perpikiran picik begitu, meninggalkanku dengan alasan menjaga nama baik teman kecilnya yang telah di nodai mantannya, tanpa dia pikirkan nama baikku dan keluargaku yang calon penganten tidak ada setelah pertunangan terjadi??!! . Picik sekali pikirannya.
Aku hanya diam tidak ingin berdebat, tidak ada gunanya juga aku bicara di saat pikiran ini kalut. Disatu sisi aku bahagia mendengarkan penjelasannya, namun disisi lain aku marah padanya. Dia tidak memikirkanku calon istrinya, tapi malah memikirkan teman kecilnya, pikiranku kalut, benar benar kalut.

"Farhan, aku capek, aku mau istirahat" ku berjalan meninggalkannya. Selangkah demi selangkah semakin jauh, Seperti yang kuduga dia membiarkanku berjalan sendiri, dia memang laki-laki pengecut, membiarkan seorang wanita yang katanya dicintainya tapi tidak khawatir akan keselamatanku di malam sunyi ini. Sebenarnya aku takut berjalan sendiri, tapi ku coba paksakan diri untuk tidak berbalik memintanya sudi mengantarkanku.

Sudah 20 meter aku berjalan, sepertinya tidak ada tanda-tanda dia datang. Malam dingin sekali, aku lupa tidak memakai jaketku. Tanpa kusadari ada yang memakaikan jaket kulit padaku. air mataku mengalir, aku tau itu farhan... Sejak kapan dia mengikutiku?! Bodohnya aku sudah memikirkannya begitu. kami berjalan tanpa kata. Hanya angin dan dingin malam yang menemani. Dia tetap di belakangku.. Aku tidak peduli. Biar saja dia berjalan di belakang. Aku tidak peduli.

Percayaku padanya kembali seperti dulu, waktu awal aku mengenalinya, rasanya farhan sudah kembali lagi padaku, namun untuk menikah dengannya? Entahlah.aku tidak bisa memikirkan hal itu saat ini. Aku ingin berfikir waras dan sadar.


:) sambung lagi ya..

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)