Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana menurut pandanganku, namun bagi mereka itu semua tidak ada artinya dan juga berlebihan.Bagiku
itu tidak masalah, dan aku akan tetap mencintainya dalam sunyi dan kegelapan. Meskipun aku tidak mampu menunjukkan sikap bahwa aku sangat
mencintamu karenaNya.
Aku mencintaimu semua hanya karenaNya, karena aku ingin mendapatkan naungan yang di cemburui oleh para nabi dan syuhada.Apa arti mencintai
karenaNya jika ketulusan hati belum dapatku bagi dengan sederhana tanpa aku mengharapkan balasan apa-apa dari mereka. Aku ingin seperti ali,
yang mencintai sampai mati meskipun semua membenci dan memerangi kepemimpinannya. Ali yang di tinggal sendiri dalam hiruk pikuk
permasalahan yang tidak sanggup ia pikul sendiri, namun tiada sahabat yang mendukung malah berada di antara posisi yang membuat bingung. Aku
ingin mencintaimu hanya karenaNya, memberikan segalanya tanpa pernah aku mengharapkan imbalan dan balasan cinta yang sama. Namun aku
mungkin selalu gagal dalam bersikap, tapi aku akan tetap mencintaimu sampai akhir hayatku, namamu selalu ada dalam hati dan ingatanku padamu
tidak akan pernah aku hilangkan, apapun yang terjadi ku tetap mencintaimu.
Yang ku pahami mencintai karenaNya adalah memberikan ketulusan cinta tanpa mengharapkan balasan cinta dari insan yang kucinta, kecuali hanya
mengharapkan cinta dan ridhoNya. Aku hanya ingin merasakan cinta sang ilahi dengan mencintai makhluk dan ciptaanNya,
aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana dalam pandanganku, aku ingin mencintaimu seperti Rasulullah mencintai sahabatnya. Ya … seperti
rasulullah mencintai sahabatnya, rasulullah yang mencintai sahabatnya dengan melihat setiap diri sahabatnya adalah unik, beliau tidak pernah
memandang sebelah mata para sahabatnya. Setiap mereka, rasulullah berikan kasih sayang yang sama, meskipun ada perlakuan yang berbeda di
antara sahabatnya. Namun ia tidak pernah mengurangi cintanya dengan sahabatnya yang lain. Kita tahu abu bakar adalah sahabat yang paling beliau
cintai.Semua para sahabat tahu itu, dan kedudukan abu bakar di mata rasulullah tidak pernah tergantikan.Siapa yang bisa meniru rasulullah?Tidak ada
yang bisa menyamai cinta rasulullah kepada para sahabatnya.Rasul mencintai mereka karena rasulullah ingin mereka bersama di surgaNya.Rasulullah
tidak pernah mengharapkan imbalan apa2 dari mereka, rasul hanya ingin mereka beriman dan mengikuti risalahnya. Tanpa rasululullah mengharapkan
balasan sikap yang memujanya ataupun membalas cintanya sepert ia mencintai sahabatnya. Jikalah rasul mengharapkan balasan sikap dari
sahabatnya, tentu ia tidak akan mau menghancurkan bongkahan batu besar di perag khandak… mudah saja bagi rasul untuk menyuruh siapa saja
sahabatnya untuk memikul beban menghancurkan batubesar itu, namun itu tidak dilakukannya karena ia sangat cinta dan sayang dengan para
sahabatnya, sehingga ia juga ingin merasakan apa yang dirasakan sahabat di setiap perang yang mereka lalui. Rasa cinta Rasulullah kepada
sahabatnya tidak perlu di ragukan lagi.
Akhlaknya yang tinggi menghilangkan rasa narsisnya terhadap dirinya sendiri.Ia tidak pernah merasa sungkan menyuapi seorang kafir buta yang
setiap hari menyumpahinya ketika ia sedang menyuapi lelaki tua itu, namun sikap buruk sang lelaki tua tidak pernah di gubrisnya, ia senantiasa dan
selalu menyuapi meskipun di hina dan dicaci. Siapakah yang sanggup seperti ini?? Rasa narsis terhadap diri sendiri dan pemujian terhadap diri sendiri
tidak akan pernah mampu menuntun kita melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan rasulullah. Aku ingin mencintaimu seperti rasulullah
mencintai sahabatnya. Namun aku terkadang kehabisan kata dan sikap dalam memahami apa yang mereka pikirkan tentangku ketika aku
mencintainya. Sekali lagi aku hanya ingin mengatakan, aku mencintaimu karenaNya.Kehidupan unik yang dilalui satu persatu dari sahabat membuatku
semakin simpati dan mencintainya, ketegaran dan kedewasaannya dalam menjalani hidup ini semakin aku terpesona pada ciptaan rabbku. Aku tahu
karena iasanggup menghadapi itu makanya Allah swt memberikan kisah hidup untuknya seperti itu. Allah memberikan kisah hidup manusia berbeda-
beda satu sama lain, karena allah tahu ia mampu menjalani itu semua dengan qana’ah, kisah mereka berbeda satu sama lain. Meskipun berat ia lalui
itu semua namun ia berusaha tegar dengan semua kondisi. hal ini mengingatkanku akan halnya kisah julaibib, tentu kisah julaibib tidak sama dengan
kisah sahabatku, karena allah tahu ia mampu menjalani kehidupan ini dengan tegar dan tawakkal makanya allah memberikan kisah hidup julaibib
seperti itu. Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana menurut pandanganku, aku hanya ingin mencintaimu seperti rasul mencintai sahabatnya,
aku hanya ingin mencintaimu karenaNya.
Sekali lagi aku terpesona dengan akhlaknya rasulullah, ketikaku baca lembaran kisah julaibib, aku terpesona dengan idolaku untuk kesekian kalinya,
julaibib, siapa yang kenal dengan julaibib, hampir tak seorang sahabatpun memandang julaibib, ia tak pernah di anggap kehadirannya. Ada dan tidak
adanya julaibib sama saja, namun tidak bagi rasulullah, ia selalu tidak pernah memandang sebelah mata para sahabatnya, julaibib seorang laki-laki
yang tidak tahu siapa ayah dan ibunya serta tidak tahu nasab dan sukunya dan memiliki perawakan yang kurang mempesona. Tidak ada seorangpun
ayah yang ingin menikahkan putrinya dengan julaibib. Namun atas dasar keimanan seorang putri yang di pinang rasul untuk julaibib menerima julaibib
karena ingin mendapatkan keridhoan allah dan rasulNya. Tidak seorangpun menganggap kehadiran julaibib, namun tidak bagi rasulullah.kepergian
julaibib pada sebuah peperangan membuat rasulullah sangat kehilangan.Sanggupkah kita tidak melihat pada kekurangan sahabat kita? Kita memang
selalu begitu, sedikit sulit menerima kekurangan orang lain. Sangat berbeda dengan rasulullah, karena rasul mencintai sahabatnya
karenaNya.Mencintai seseorang karenaNya, maka lihatlah pada kelebihannya bukan pada kekurangan mereka. Lihatlah para sahabatmu, maka ia
adalah kumpulan keunikan, setiap mereka memiliki keunikan yang berbeda, aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana menurut pandanganku
dan idolaku dan aku ingin mencintaimu karenaNya.
Siapakah yang mampu merasakan ketulusan hati jika ia tidak pernah di rasa dengan hati….
Siapakah yang mampu merasakan ketulusan hati jika ia hanya sebuah untaian kata-kata….
Siapakah yang mampu merasakan ketulusan hati jika ia hanya diam tanpa berkata namun selalu memberi
Siapakah yang mampu merasakan ketulusan hati jika ia tiada mampu di ungkapkan dengan kata dan sikap
Siapakah yang mampu memberikan ketulusan hati jika semua yang dilakukan selalu salah
Ia hanyalah orang-orang yang mencintai karenaNya, ia dapat merasakan ketulusannya walaupun dalam kesunyian kata dan sikap
hanya saja mungkin ia tidak ingin terlalu melihatkan ketulusan itu dengan kata dan sikap. Karena ia ingin mencintai dengan sederhana dan karenaNya
dan ia ingin mendapatkan cinta RabbNya sebagaimana besar cintanya kepada saudaraNya…
Ketulusan hati hanya dapat di rasa oleh mereka yang merasakan dengan kejernihan hati