Story Blog Tour : Aku Masih Mencintaimu

Admin
0
Aku tidak menyangka bahwa ini adalah Diba, Diba istriku, dia yang mewawancaraiku kali ini, aku tidak bisa menyembunyikan jika saat ini aku sangat merinduinya, apakah ini kesempatan buatku menyampaikan padanya bahwa aku masih mencintainya dan tidak ingin ada yang menggantikan posisinya sampai kapanpun. Tapi tidak mungkin, ini sangat cepat sekali, pantas saja sedari tadi jantungku sudah berdegub kencang, ternyata ini jawabannya.


Revan kembali membuka laptopnya, dan pura-pura sibuk mengedit novelnya kembali. Di ujung kacamatanya ia tak henti-henti melirik Diba yang terlihat hanya menunduk saja sedari tadi dan sibuk dengan kertas dan pena di tangannya. “Kamu, mau pesan apa Dib?” Revan bertanya walaupun matanya masih sibuk dengan laptop. “Kamu pasti haus karena ngos-ngosan sedari tadi Dib, pesan saja minuman favoritmu, aku tidak usah, sudah tidak haus lagi, masih suka capucino kan?” Revan tersenyum sendiri dengan perkatannya.


“Tidak usah Van, aku tidak haus kok, kita langsung saja ya wawancaranya, ada banyak pertanyaan yang akan kamu jawab Van, ku harap kamu bisa menjelaskan tanpa mengganggu kerjaanmu” mendengar perkataan Diba, Revan langsung menghentikan kesibukannya dengan laptop yang ada di hadapannya, di tatapnya sejenak Diba dari ujung matanya dibalik kacamata yang digunakannya. ‘masih seperti yang dulu kamu Dib, sensitif’ Revan mencoba membaca raut wajah Diba, tiba-tiba Diba menatap Revan untuk mulai bertanya. Kebiasan Diba adalah, tidak bisa berbicara jika tidak menatap lawan bicara, inilah juga yang ditakuti Diba untuk mewawancarai Revan, ia takut matanya kembali tersihir oleh ketampanan dan kacamata Revan.


Kedua mata mereka bertemu, namun tatapan mereka sama-sama dingin, tak ada senyum, yang ada hanyalah kaku. ‘aku harus professional, bagaimanapun dia adalah narsum di artikel yang harus ku selesaikan. Rentetan pertanyaan sudah ada di buku catatan Diba, seputar Novel baru Revan yang akan terbit dan sudah booming dibicarakan para fans Revan. Meskipun judul novel ini belum di publikasi oleh tim management Revan.


“Tidak Diba, aku tidak sibuk dengan kerjaanku, sedari tadi ini sudah ku selesaikan saat menunggumu tadi, ini hanya sedikit saja kok, silahkan, kamu mau bertanya apa saja akan aku jawab dengan senang hati” sembari ia tersenyum manis sekali kepada perempuan yang menjadi tokoh utama yang ada di novel terbarunya itu. Diba hanya membalas senyum dengan kecut, ia takut sekali melihat senyum Revan itu.


“Oke, novel kamu yang terbaru sudah menjadi perbincangan para pecinta buku, tentu ini sangat menarik sekali sepertinya dengan buku ini, kalau boleh tahu, apa judul bukumu” Diba menatap Revan, mencoba menetralkan perasaannya yang juga tak karuan. “untuk judul saat ini, aku belum bisa memberikan ke public Dib, karena memang masih ada beberapa pertimbangan dari tim”. Diba mencatat sedikit jawaban dari Revan yang sebenarnya tidak menjawab dari pertanyaannya.


“Aku belum tau apa cuplikan dan sebagian isi dari novel terbarumu, dan juga sudah mencari tau, namun tidak juga mendapatkan info tentang hal itu, tapi sudah akan best seller saja sepertinya melihat peminat novel-novelmu sangat banyak, novelmu kali ini berbicara tentang apa?” pertanyaan Diba membuat jantung Revan kembali berkecamuk, ia tertunduk, di gerakkannya kacamatanya yang tidak melorot. “novel ini berbicara tentang cinta pertama yang tidak pernah padam, meskipun dengan berbagai permasalahan yang ada” Diba masih dengan gayanya yang santai, ia tidak ngeh dengan perkataan Revan.


“Apakah yang melatar belakangi kamu menulis novel tentang cinta yang tidak pernah padam?” pertanyaan Diba kali ini memang tidak bisa di elakkan Revan tentang perasaannya. “Baik mungkin aku akan menceritakan sedikit banyaknya tentang novel ini, begini, novel ini aku angkat dari kisah nyata, tentang cinta pertamaku pada seorang gadis yang sampai saat ini masih aku cintai, walaupun aku sendiri tidak tau apakah dia masih mencintaiku atau tidak, sebenarnya melalui novel ini aku ingin dia mendengarkan bisikan dan suara hatiku padanya, walaupun aku tidak tau apakah ia akan kembali padaku atau tidak setelah mengetahui segalanya”.


Revan menjelaskan, tatapannya jauh ke luar jendela, pikirannya saat ini dipenuhi oleh Diba, yang jelas-jelas ada di depannya, namun ia tak kuasa untuk berbuat apa. Diba mencatat semua apa yang diutarakan Revan, meskipun ketika ia mencatat itu semua hatinya sakit mendengarkan penjelasan Revan, ‘aku kira kau masih mencintai aku mantan istrimu Van, ternyata cinta pertamamu, siapa gadis itu’. Aku tidak pantas cemburu pada perempuan itu, Revan bukan suamiku lagi. Ku kira aku adalah cinta pertamamu Van. Wajah Diba berubah seketika.


“Apa kau memiliki cinta pertama selain suamimu, Diba?” pertanyaan Revan mengalihkan pikiran Diba, “tidak”, Diba menjawab spontan. “Ada satu hal yang sampai sekarang belum pernah aku katakana padamu Diba, kuharap kau tidak akan mengapa, aku juga tidak ada cinta pertama selain istriku saja”. Kali ini pernyataan Revan melemahkan semua saraf dan jantung Diba. Ia tidak bisa bicara apalagi. Suasana hening lama sekali.


“Apakah wawancara ini akan dilanjutkan?” pertanyaan Revan memecahkan keheningan. Diba tiba-tiba memesan capucino kesukaannya, ia piker mungkin dengan segelas capucino akan membantunya untuk menyelesaikan wawancara ekslusif ini. Revan memperhatikan semua perubahan tingkah Diba, dalam hatinya yang paling kecil ia ingin Diba mendengarkan semua maksud dan keinginannya, ‘aku ingin kita kembali Diba, kuharap semua pertanyaan wawancara kali ini akan menghubungkan perasaanku padamu. Aku masih mencintaimu dan aku ingin kita kembali lagi.


---

Note:
Halo akhirnya Story Blog Tour OWOP kembali lagi, kali ini saya mendapatkan urutan ke empat, meneruskan cerita sebelumnya, agar ceritanya nyambung kamu harus baca dari awal dan mengikuti kelanjutan cerita


Episode 1: Ketika Adiba Kembali
http://tututlaraswati03.blogspot.com/2016/02/story-blog-tour-ketika-adiba-kembali.html

Episode 2: Penarik Kerah Baju
http://surgauntukku.blogspot.com/2016/02/story-blog-tour-penarik-kerah-baju.html

Episode 3: Revan Rivantyo
http://www.riasrise.com/2016/02/story-blog-tour-revan-rivantyo.html

Episode 4: Aku Masih Mencintaimu

Episode 5 : Rahma apriliarahma.com (coming soon)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)