Dalam sejarah perasaan cucu adam, saat-saat yang sangat dan paling menyenangkan adalah saat jatuh cinta, begitu sekilas Anis Matta menjelaskan.
Kata cinta itu sendiri sudah sangat menggoda, apalah lagi jatuh cinta dan saling punya rasa di antara dua insan. Gejolak cinta seperti air bah, jilatan api bisa melahap apa saja, anis matta menguraikan kembali. Rasa ini mampu menjadi energi positif dan juga bisa menghancurkan.
Pada suatu saat, gejolak rasa ini akan kembali tenang sesuai naik turunnya rasa yang ada di dalam hati. Tidak salah anak adam menyukai dan mencintai, tidak salah. Bahkan putra mahkota yang sedang tidak memiliki gairah hidup, sang raja membuat skenario agar pangerannya jatuh cinta pada seorang dayang asalkan putranya semangat dan melakukan aktivitas sehingga cocok jadi raja di kemudian hari. Maka jawaban untuk sang pangeran adalah cinta dari dayang yang cantik itu.
Kalau dalam cinta misi perasaan bergerak mengikuti pikiran dan nilai. Dalam cinta perasaan dan jiwa bergerak memenuhi kebutuhannya sendiri, kebutuhan akan kegenapan, kebutuhan akan kesatuan (Anis Matta)
Jika di definisikan maka cinta tidak akan menemukan definisi yang pas, ia hanya bisa dimengerti oleh pelaku, bagaimana gejolak rasa yang ada. Terkadang ada yang sanggup menepis di saat jatuh pada tempat dan hati yang salah, kadang ada yang tidak sanggup menahan gejojak rasa yang ada, maka suatu ketika jadilah seorang pemuda mencintai istri orang lain. Dan ini jelas sangat salah.
Tidak ada seorang manusiapun yang mampu memungkiri sebuah rasa yang hadir, karena cinta bisa turun dan datang dari mana saja. Maka ketika cinta menjadi sebuah misi, yang ada adalah sebuah tekad perjuangan untuk memperjuangan nilai-nilai yang ada. Namun ketika cinta menjadi sebuah perasaan yang teramat dalam, maka cinta tidak bisa di tepis antara jiwa dan raga.
Disinilah kadang kita terjebak, ketika cinta sudah mengakar, namun takdir dan jodoh berkata lain, maka semua bisa jadi penyakit. Sulit memang, saat bangkit akan terpuruk oleh sebuah rasa. Tapi kembali ke titik awal, jadikanlah cinta sebuah cinta misi, maka perasaan yang sangat bergejolak akan mampu untuk di tata kembali. Bahwa pada hakikatnya, cinta memang hadir tanpa di undang, tapi cinta bisa di kelola agar tetap aman dalam jalur rasa.
Tidak salah rasa itu teman, sama sekali tidak salah. Bahkan cinta itu suci, kitalah yang kadang mengotori. Ada cinta yang dipertemukan, juga ada cinta yang tidak bisa disatukan.
--Helmi Yani--
19'03'16