Hujan Kali Ini (lagi)

Admin
0

Mungkin hujan mendengarkan sedikit bisikan yang kusampaikan tadi. Kini hujan mulai berlalu, meninggalkan tetesan rintik yang tidak terlalu bersemangat. Tetesannya dari atap genteng terdengar satu-satu. Padahal belum cukup lama ia menghampiri.

Apakah hujan merajuk?
Hujan, kenapa kau tidak berlama-lama saja. Agar aku bisa menikmati setiap hembusan nuansa yang kau beri. Kali ini hujan hadir dan aku bercerita tentangnya. Tentang hujan.

Jalanan basah dibuatnya, beruntunglah hatiku tidak ikut basah oleh hujan. Karena memang tidak terlalu banyak kenangan yang bisa ku ingat akan hujan. Kata orang-orang hujan menyimpan ribuan kenangan. Tapi bagiku biasa saja. Tapi aku suka saat hujan tiba. Setidaknya hujan membuatku menikmati dinginnya hari.

Bagaimana mungkin aku bisa bercerita banyak tentang hujan, sedangkan aku tidak bisa berlama-lama dibasahi hujan. Bagaimana bisa aku merasakan tetes demi tetes rintik hujan, sedangkan aku tidak bisa berlama-lama menjumpai hujan.

Padahal mungkin di luar sana, banyak sekali cerita dari hujan, tentang anak jalanan yang mendapatkan recehan karena hujan, tentang pengendara motor yang lebih memilih menepi ketimbang kehujanan, Ku kira mereka terlalu manja, memilih berlama-lama menunggu hujan pergi daripada menembus rintik-rintik hujan yang membahasi.

Mungkin sedia payung sebelum hujan kata pepatah, tapi saat ini sedia mantel sebelum hujan kebiasanku, jok motor tidak pernah absen dari persedian mantel. Dengan begitu akan tetap bisa menembus hujan jika takut sakit setelah hujan-hujanan.

Mungkin hujan tidak ingin berlama-lama saat ini, bisa jadi ia datang hanya ingin membahasi tanah yang gersang, dedaunan yang telah menebal oleh debu, membersihkan genteng dari apapun yang hinggap. Dan bisa jadi hanya untuk menggoda agar menulis tentang hujan. Mungkin.

Hujan, datanglah, agar aku bisa membuat cerita tentangmu (lagi)




20'03'16

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)