Ku ingat kembali tentang hujan, teringat olehku kisah hujan 2013. Hujan saat itu masih sama, rintik-rintik dan malu-malu datang, sore itu hujan datang tiba-tiba, tidak ada cuaca mendung, padahal siangnya, cuaca terasa terik sekali.
Di ruangan, dimana seorang pemimpin di geledah oleh KPK beberapa tahun sebelumnya. Ya di ruangan yang sejuk karena pendingin ruangan. Sedangkan diluar sana panas terik sekali, sedangkan misi di sore hari adalah misi yang harus dijalankan. Tidak apa, misi adalah misi, panas bukanlah hambatan, lagipun jarak antara kantor dan kereta api tidak terlalu jauh.
Bersama seorang kapten dari Pulau Lombok, aku dan teman-teman menuju tempat tujuan. Saat itu masih panas, tidak ada cerita dalam perjalanan, kami hanya menikmati keheningan di dalam kereta dengan sesaknya penumpang.
Menyebar di suatu tempat dan sendiri-sendiri dalam misi itu, hanya survei dan memperhatikan apapun yang ada, agar nanti mudah membuat sebuah cerita untuk agenda seorang VIP. Dengan sistem yang ada.
Terlihat aneh mungkin memang misi ini, ngapain coba kesana hanya untuk melihat-lihat dan memotret. Bagi yang tidak mengerti akan mengatakan, ini aneh. Maka tinggallah aku di tempat itu, sendiri, di parkiran, masuk, keliling-keliling, dan akhirnya aku cuci mata setelah misi selesai.
Aku dan tim, telah sepakat berkumpul kembali di suatu tempat dekat stasiun, jam menunjukkan pukul 17.30 WIB, belum juga terlihat kawan-kawan hadir. Lama juga misi dijalankan, lebih kurang 1,5 jam. Aku mulai bosan menunggu mereka. Ku tunggu sambil melihat anak-anak bermain di stasiun, tiba-tiba hujan datang. Mereka bergegas berlari bersama payung, mencari pelanggan. Aku hanya memperhatikan. Berfikir, apakah mereka tidak kedinganan?, kasian sekali mereka.
Hujan hanya menyapa sejenak saja, tidak lebih tiga puluh menit, anak-anak tadi berlari kembali, dan mereka menghitung-hitung uang yang di dapat dari hasil jasa payung yang mereka berikan. Aku lagi-lagi hanya melihat sambil berfikir, aku kasihan pada mereka, orang tuanya kemana?
Tidak lama kemudian, terlihat kapten tim muncul sambil berlari-lari menghindar dari rintik hujan yang masih ada, dia tersenyum sambil duduk di tepian, dan bertanya, "yang lain mana" "belum datang pak, sebentar lagi mungkin", "gimana, dapat yang di cari", "lumayan pak" sambil tersenyum kecut apa adanya. "Yang penting, kamu sudah foto kan?" ," siiip, aman"
Satu-satu persatu tim hadir dan berkumpul. Seperti biasa, moment tetaplah moment, mengabadikan seperti sebuah keharusan, berfhoto. Sambil bermain dan bercerita dengan anak-anak jalanan tadi, membelikan sedikit makanan ringan untuk mereka.
Hujan saat itu ditemani dengan menunggu dan anak-anak yang bermain untuk sebongkah recehan. Cerita mereka berbeda-beda, putus sekolah karena tidak ada biaya. Tidak ingin sekolah lagi karena malas, lebih enak cari uang katanya. Meskipun mereka begitu, wajahnya bersih-bersih dan manis-manis. Namun sayang mereka berhenti sekolah.
Hujan hadir sebentar dengan cerita yang singkat tapi membekas dalam ingatan, dengan senyuman mereka yang tidak bisa dilupakan, meskipun aku lupa wajah mereka satu-persatu. Aku kira, mereka masih berapa di tempat yang sama saat ini, tapi mudah-mudahan saja tidak.
20'03'16