Ketika seorang suami (ayah) bekerja untuk memenuhi nafkah keluarganya karena Allah, karena tanggung jawab yang ia tahu akan perintah Allah, maka di sana, tangan yang kasar karena bekerja tidak akan disentuh api neraka.
Ketika seorang istri merasa bersyukur atas segala rizki yang diberikan sang pemberi rizki, dan bertambah rasa syukur dan cintanya pada suami, maka disitulah seorang istri akan tahu betapa besar perjuangan seorang suami.
Ketika seorang istri ikut membantu suami agar dapat meringankan beban ataupun dengan kata lain, menambah-nambah tabungan untuk masa depan, dan merasakan lelah dan letih, maka istri akan sadar betapa sulitnya suami mencari nafkah.
Ketika itu, seorang istri akan semakin bersyukur kepada suaminya. Maka tidaklah layak seorang istri ketika memiliki pekerjaan dan penghasilan lebih dari suami menganggap pekerjaan suami dan rezki yang diberikannya tiada berarti.
{[]}
Seorang suami akan terus bekerja keras demi istri dan anaknya, berusaha mencukupi dan melengkapi semua kebutuhan yang mereka perlukan. Pun demikian, seorang istri akan terus bersyukur akan pemberian sang suami.
Walau dalam suatu masa, istri terus berfikir, untuk meringankan kelelahan suami. Tangisan lucu sang anak yang hadir merupakan pelepas lelah bagi seorang ayah, senyuman manis seorang istri kepada suami, setidaknya meringankan lelah yang dirasa.
Namun, sanggupkah seorang istri tersenyum disaat ia tahu suami sedang lelah seharian, yang ada ialah wajah khawatir yang ada di raut mukanya. Otaknya langsung berfikir, bagaimana cara membuat suami tidak terlalu kelelahan dan dapat meringankan pundaknya yang letih.
Adapun jika seorang istri yang tidak bersyukur akan pemberian suami, maka sungguh ia seorang yang tak pandai bersyukur. Suamk bekerja untuk istri dan anak. Seluruh waktu hidupnya untuk bekerja. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana cara membuat istri dan anak bahagia. Tercukupi semua kebutuhannya.
Adapun bagi seorang istri, kebahagiaan nya adalah dapat melihat senyuman dan tawa di raut wajah sang suami, suami bahagia hidup bersama, dan istri dapat melayani suami dengan sepenuh jiwa. Ketika peran seorang istri mampu ia lakukan dengan baik semuanya, disana adalah kebahagiaannya.
Bukan emas, intan permata yang membuat jiwa istri bahagia, tapi saat berdua saja bercanda tawa dan saling berpelukan sudah memberikan kenyamanan dan kebahagiaan untuk sang istri. Seorang istri akan jauh lebih bahagia di saat ia mampu membalas dengan lebih besar rasa cinta yang diberikan suaminya.
Begitulah, indahnya ketika suami dan istri saling mencintai.