sumber gambar; pixabay.com |
Sering kita mendengar kata-kata yang kasar, sindiran, cemooh dan sejenisnya dari lisan-lisan orang yang kurang pandai mengatur emosinya. Kata yang mampu membunuh perasaan dan melukai hati orang yang mendengar. Bahkan mungkin kita sendiripun pernah melakukan hal demikian. Lidah tak bertulang memang, namun tajam. Siapapun yang terkena ucapan yang kasar, ataupun tutur kata yang tidak sopan, pasti tersinggung. Lebih baik kita diam jika tak pandai bertutur kata yang baik, bicara sekedarnya saja.
Dengan lidah lunak yang tidak bertulang tersebut, banyak timbul permasalahan, entah itu cek cok antar warga, perkelahian antar saudara, rusuh antar pelajar, bahkan rumah tangga juga bisa rusak karena lisan. Lisan yang baik akan mendamaikan suasana, pertikaian mampu dilerai dan kedamaian dapat terwujud. Suami istri juga tak jarang mengalami perselisihan, lisan yang baik akan menenangkan suasana. Kata-kata baik bisa meredakan gejolak emosi, pun demikian kata-kata yang tidak baik, justru mampu menaikkan emosi dan menimbulkan pertengkaran.
Kecerdasan emosional seseorang bisa menentukan kata-kata yang digunakan dalam keseharian, baikkah atau tidak, apakah seseorang akan tersinggung ataukah tidak dengan ucapannya. Begitu juga sebaliknya, kata-kata yang digunakan apakah baik atau tidak, juga dapat mempengaruhi emosi seseorang. Mungkin ada sebagian orang yang bisa sabar menghadapi kata-kata kasar, kurang sopan, dan ada juga yang tidak bisa ataupun habis kesabarannya dalam menghadapi hal demikian.
Jika kedua belah pihak, lawan bicara saling menggunakan bahasa dan kata-kata yang baik tentu perselisihan dapat dihindari. Namun jika kedua belah pihak sama-sama adu kata-kata kasar dan tidak sopan, bisa dipastikan percakapan diantara keduanya telah dipenuhi emosi dan tentunya tidak akan ada titik temu yang dapat menjernihkan kondisi. Tapi, juga sering kita dapati di daerah-daerah tertentu memang nada bicara dan penggunaan kosakata yang terdengar keras dan kasar, namun bagi masyarakat setempat hal demikian biasa saja.
Dalam berkomunikasi, jika sudah masuk pada perdebatan dan dipenuhi emosional, sebaiknya kita diam dan mengalah saja. Walau mengatur emosi juga bukanlah hal yang mudah. Lebih baik diam jika lidah yang tak bertulang akan menyakiti orang lain atas percakapan yang kasar dan tidak sopan. Kata yang tidak baik, tidak sopan ataupun kasar jelas melukai perasaan dan hati seseorang. Pun demikian kata-kata yang baik juga tentu menyenangkan hati seseorang. Hal demikian disebut juga sebagai sedekah sebagaimana Rasulullah Saw, bersabda; "kata-kata yang baik itu sedekah". (Mutafaq alaih)
Bahkan lisan yang baik juga dapat menghindarkan diri kita dari panasanya api neraka, jika kita mampu menjaga lidah yang tak bertulang tersebut. Dari 'Adi bin Hatim r.a berkata, nabi bersabda; "Hindarilah api neraka, meskipun hanya dengan segenggam kurma. Barangsiapa tidak mendapatkannya, cukuplah dengan kata-kata yang baik" (Mutafaq alaih). Dengan kata-kata yang baik kita telah bersedekah, dengan sedekah kata-kata yang baik kita menyenangkan hati orang lain dan imbalannya pun untuk kita, baik dunia maupun akhirat, menghindarkan diri dari api neraka.
Kita perlu mengetahui, bahwasanya dengan lisan dan kata-kata yang tidak baik, kata-kata yang digunakan untuk mencela, melaknat juga dapat merusak status mukmin seseorang. Karna mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya bersaudara, senang ataupun sakit yang dirasakan oleh satu mukmin juga dirasakan mukmin lainnya. Sehingga sudah semestinya sesama mukmin tidak saling menyakiti dengan lidah yang tak bertulang. Sebuah hadist hasan yang diriwayatkan HR. Tirmidzi, dari ibnu Mas'ud r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda; "Bukanlah seorang mukmin bila suka mencela, suka melaknat, suka berbuat keji dan suka berbuat jahat" (HR. Tirmidzi [hasan]).
Dengan lisan seseorang bisa mendapatkan pahala serupa sedekah dan dengan lisan juga seseorang bisa terhindar dari api neraka, dengan lisan juga perpecahan dapat terjadi, dengan lisan percek cokan terjadi, juga dengan lisan hubungan menjadi baik, dengan lisan juga rasa cinta dapat tumbuh mekar, dengan lisan juga hati bisa senang, dengan lisan juga hati bisa terluka. Lidah memang tak bertulang, tapi ia memiliki peran yang sangat fital. Mampu mengeratkan hubungan, juga mampu menghancurkan. Dengan ucapan kata-kata yang baik kita telah bersedekah. Ucapan yang mengandung kata-kata celaan, laknat dan sejenisnya dapat menjerumuskan diri kita ke dalam api neraka.