Catatan Akhir Tahun

Admin
0


Aku tidak tahu apa yang akan aku tulis kali ini. Rasanya sudah capek dengan tulisan tulisan bertema resolusi satu tahun ke depan. Aku rasa refleksi ke belakang jauh lebih baik.

Sejujurnya aku pribadi tidak suka menjadikan momen pergantian tahun sebagai waktu untuk refleksi ataupun membuat resolusi. Karna bagiku sendiri, sebagai umat islam seharusnya refleksi dan resolusi dilakukan setiap hari. Sebaiknya pun mungkin disaat pergantian tahun baru hijriyah.

Aku tidak begitu antusias menikmati pergantian tahun baru kali ini sebenarnya. Karena itu artinya umurku akan bertambah, dan usiaku akan berkurang, sedangkan amalku belum tau apa bertambah atau tidak.

Rasanya aku tidak ingin bersenang senang dengan pergantian tahun baru. Karena bagiku, tahun baru islam jauh lebih baik ku jadikan momen untuk muhasabah ataupun membuat resolusi. Tapi rasanya hampir setiap pergantian tahun, aku menulis tentang pergantian tahun. Meski dengan topik yang berbeda.

Aku rasa, memperbaiki diri hari demi hari adalah penting. Tanpa harus menunggu tahun berganti, ataupun refleksi dan resolusi harusnya dilakukan setiap hari. Karena begitu banyak kesalahan setiap hari yang kita lakukan. Muhasabah itu harus setiap malam. Perbaiki diri itu harus setiap hari, bukan menunggu tahun berganti.

Tapi tidak bisa dipungkiri, di tahun 2020 akan banyak sekali tentunya perubahan yang terjadi, entah itu di negara kita ataupun dunia secara keseluruhan. Tentu banyak sedikitnya akan berefek juga bagi semua individu.

Tantangan dan ujian ke depan jauh lebih beragam. Ditambah kita memang berada di akhir zaman. Kita tidak tahu esok akan terjadi apa. Kita tidak tahu kapan nafas terakhir kita. Kita tidak pernah tahu. Tapi yang ku tahu adalah, aku ingin menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat untuk orang banyak. Setidaknya aku juga bisa beramal jariyah. Beramal sholeh bekal pulang dan memiliki anak yang sholeh.

Menatap 2020 rasanya sedikit gamang. Antara amal dan persiapan diri. Antara visi dunia dan akhirat. Inginku visiku sejalan antara akhirat dan dunia. Sehingga aku bekerja untuk menyambut akhiratku. Ya, aku harus optimis, menatap dunia untuk bekal akhirat kelak. Dunia tempat beramal, dunia tempat yang ditinggalkan. Dunia bukan tempat kita tinggal. Dunia ladang beramal, dunia tempat mencari bekal akhirat. Insya Allah.

Menatap 2020 ataupun hari esok dengan optimis adalah kunci untuk menggapai apa yang diinginkan. Visi akhirat dan dunia yang sejalan juga harus ditatap dengan optimis. Insya Allah. Allah yang akan menolong. Berusaha bukan sekedar misi duniawi tapi untuk bekal pulang nanti. Bekal agar di dunia menjadi manusia bermanfaat, bisa beribadah dengan tenang. Berusaha yang ikhlas.

Aku bangga tidak ikutan menyalakan kembang api, atau unggun ataupun menikmati bakar bakaran ayam, sate atau apalah namanya. Karena memang kegiatan ini sudah sangat lazim di masyarakat. Tapi tak mengapa, mungkin begitulah cara yang lain menyambut pergantian tahun. Tapi tak apa, jika pun aku menikmati malam ini dengan tidak melakukan meletuskan kembang api dll.

Aku kira, aku ingin menikmati ketenangan. Ya muhasabah akhir tahun. Umur bertambah, usia berkurang, kesempatan di dunia berkurang. Semoga keberkahan menjadi hiasan keseharian, sehingga lebih bermanfaat dan bermakna. Ya, tujuan ku jelas. Harus diperjelas. Agar akhirat dituju dengan tatapan semangat!

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)