Sayang Anak, Haruskah Setiap Keinginannya dituruti?

Admin
0

 


Menjadi orangtua dan seorang ibu haruslah pandai dalam mendidik anak. Tugas mendidik anak bukan saja hanya tugas sang ibu, tetapi juga seorang Ayah memiliki andil yang sama. Ayah dan ibu memiliki peran yang sama dalam membentuk karakter anak. Sehingga visi ayah dan ibu terhadap pendidikan dan pola asuh anak haruslah sama. Ayah dan ibu mestilah senantiasa mendiskusikan terkait pola asuh dan didikan terhadap anak. Apa yang harus diperbaiki dan apa yang harus ditambah dan dihentikan sejenak. 


Menyayangi anak bukan berarti kita sebagai orangtua harus memberikan semua keinginannya. Benar kita menyayangi anak kita, namun ketegasan dalam mendidik anak tetap harus diterapkan. Tegas bukan berarti marah dan kejam ya. Ketegasan tetap bisa dibungkus dengan kasih sayang. Cara kita mengkomunikasikan terhadap anak. Meskipun anak kita masih balita pola didikan memberikan pengertian dan penjelasan akan perbuatannya tetaplah dibiasakan sedari kecil. Agar ia terbiasa, mengapa hal tersebut boleh dilakukan ataupun hal lainnya tidak baik dilakukan. 


Beri anak penjelasan dan pengertian dalam setiap yang dilakukannya. Semisal, anak memiliki kecondongan terhadap gadget maka, sebagai orang tua kita harus tegas mengambil sikap, bahwa gadget bukanlah permainan yang cocok untuk anak. Kedua orangtua baik pihak ayah dan ibu harus sama sama memiliki pola pikir tersebut, dan memberikan batasan terhadap anak akan gadget. Jangan sampai, antara ayah dan ibu tidak senada, sehingga anak menjadi ambigu dan bingung. Sikap ayah dan ibunya baru sama, tidak membolehkan. Misal diantara salah satu orangtuanya membolehkan, dan yang lainnya melarang. Disini penting visi yang sama antara ayah dan ibu. Sehingga anak tidak bingung.


Begitu juga semisal anak kesenangan menonton televisi, tetap harus diberi batasan. Kapan saja boleh menonton televisi dan kapan saja boleh bermain hal lainnya. Dan anak kita harus tetap diberikan pengertian mengapa demikian dan mengapa begitu. Pernah kan ya kita dengar lagu ketika kita masih kecil.... Lagu seperti berikut .... 

Oh mama oh papa mengapa begini, oh mama oh papa mengapa begitu .... 

Anak anak memiliki hak asuh dan didik dari orangtua. Rumah adalah madrasah terbaik untuk anak. 


Demikian juga halnya. Kita pasti sangat menyayangi anak kita. Tapi tetap, bukan berarti kita harus memberikan semua dan mengikuti semua keinginan dan kemauannya. Harus ada pola asuh terhadap setiap hal yang kita berikan kepada anak. Kenapa boleh memiliki ini, kenapa tidak boleh memiliki itu. Tetap diberikan pengertian. Agar apa? Agar anak anak kita belajar tanggung jawab sedari kecil. Belajar memiliki sesuai kebutuhan, belajar tidak manja, disayang boleh, tapi bukan manja, belajar bahwa tidak semua hal yang kita inginkan harus kita miliki. Belajar menata ambisi. Kita boleh memiliki sesuatu sesuai kebutuhan kita.


Demikian juga dengan semua keperluan anak-anak kita. Tidak semua yang dimiliki oleh temannya, ia juga harus punya. Kita sebagai orang tua harus tahu karakter anak kita bagaimana. Apakah sekiranya jika dibeli malah menjadi mubazir? Atau tidak berguna sama sekali? Meskipun setiap anak anak pasti ingin memiliki semua apa yang dilihat dan diinginkannya. Disinilah sikap kita harus jelas. Apakah ada pola asuh dan didik yang kita terapkan atau tidak dalam setiap hal yang dilakukan dan akan dijalani anak kita. 


Memberikan sesuatu kepada anak, juga dapat kita terapkan pola didik dan asuh disana. Tidak hanya memberikan begitu saja, tapi kita bisa mendidik anak, bagaimana ia berusaha untuk bisa memiliki yang ia inginkan. Menjadi orangtua yang bijak butuh pengorbanan dan ketegasan. Karena memang anak anak biasanya akan marah pada orangtuanya ketika keinginannya tidak diberikan. Disanalah kebijaksanaan kita sebagai orangtua diterapkan. Bagaimana kita bisa memberikan pengertian dan penjelasan sehingga ia bisa menerima dan dengan senang hati meninggalkan apa yang tidak dibutuhkannya. 

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)