Semua Adalah Misteri

Admin
0


Benar kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bahkan mungkin untuk memprediksi sesuatu pun manusia tidak selamanya benar. Namun apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi di masa depan dengan kehidupan dunia ini sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW. 

Adapun terkait kehidupan pribadi masing masing apa yang akan dilalui tidak ada yang mampu membaca dan tahu apa yang akan menimpa mereka. Baik persoalan jodoh, rezeki, anak dan semacamnya tak ada yang dapat memprediksi apa yang akan mereka lalui. 

Sejak masa terjadinya pembuahan oleh sperma terhadap sel telur pun kita tidak tahu bahwa kita adalah pemenangnya. Jutaan sperma menuju dan mencari keberadaan sel telur untuk dibuahi. Namun hanya satu yang dapat membuahi, jika janin kembar maka dua sperma yang berhasil membuahi begitu seterusnya. 

Tahukah kita saat itu hasil dari pembuahan tersebut adalah kita? Tidak. Ya jawabannya tidak. Kita bahkan tidak tahu. Kemudian kejadian kejadian selanjutnya pun berproses hingga ruh di tiupkan ke dalam janin. 

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ 

Dia lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkanNya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). [Al Mu’min : 67].

Sebelum ruh ditiupkan ke dalam janin. Kita pun sebagai hamba Allah telah melakukan persaksian dengan Sang Pencipta. 

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian kepada jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku adalah Tuhan-Mu”, dan dia saat itu telah menjawab: “Ya Engkau adalah Tuhanku dan aku bersaksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lupa terhadap (persaksian) ini.” (QS. al-A’raf: 172).

Sadarkah kita akan hal itu? Jika kita tidak iqra maka kita tidak akan pernah tahu. Allah menciptakan manusia adalah untuk menjadi hambanya yang taat itulah tujuan Allah menciptakan hambaNya. 

Tahukah kita bagaimana nasib kita? Tidak ada yang tahu, dilahirkan dari rahim ibu yang mana, kapan ajal kita, suratan takdir, jodoh, dan hal ghaib lainnya. Tidak pernah kita tahu. Kita sebagai manusia dan hambaNya hanya menjalankan perintah Nya. Hidup sesuai garis aturan yang telah Allah tetapkan. Jalankan kehidupan sesuai dengan anjuran nabi. Disitulah kebahagiaan akan kita rasakan. Kebahagiaan lahir dan batin. 

Hidup di dunia ini adalah misteri. Kita melewati detik detik pergantian waktu terus menerus hingga pada akhirnya jika telah sampai waktunya maka kita akan kembali. Singkat waktu di dunia ini jika dibandingkan dengan waktu di akhirat nanti. Ya benar. Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan di akhirat nanti. 

Tahukah kita bagaimana akhir hayat kita nanti? Tidak ada yang tahu. Apakah husnul khatimah atau malah sebaliknya. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu hadits shahih bersabda. 

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya.” [Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu].

Yang perlu kita lakukan adalah senantiasa berjalan diatas koridor tuntunan dan ajaran sang Nabi. Jika kelak kita masuk surga maka bukan amalan lah yang menjadi jaminannya. Namun keridhaan Allah. Disaat melakukan ibadah pun jika bukan keridhoan Allah yang dicari maka juga sia sia. 

Maka pantas iblis Allah kutuk disaat tidak mau sujud kepada nabi Adam. Karena iblis merasa lebih suci, ia diciptakan dari api sedangkan nabi Adam dari tanah. Allah memerintahkan namun tidak ditaati. Kesombongan iblis inilah yang kemudian Allah melaknatnya.

Yang kita cari adalah keridhoan Allah. Bukan yang lain. 

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)