Rezeki Tak Melulu Tentang Harta

Admin
0
sumber; Pixabay


Rezeki memang terkadang bukan hanya tentang uang. Rezeki cakupannya sangat luas. Hati yang damai, pikiran yang tenang juga merupakan rezeki, umur yang berkah juga rezeki. Meskipun uang adalah alat untuk bisa membeli apa yang diinginkan. Namun segala keinginan juga tidak baik untuk diperturutkan. 

Nabi tidak mengajarkan umatnya untuk menjadi kaum duafa memang. Bahkan haji dan kurban membutuhkan uang untuk melaksanakannya. Di zaman nabi tidak ada sahabat yang tidak punya harta bahkan mereka berlomba-lomba menginfakkan hartanya di jalan Allah. Padahal di zaman itu hanya ada perniagaan dan perdagangan, berkebun dan beternak. 

Ya rezeki yang tampak kasat mata memang dilihat dari uang yang cukup, rumah yang luas  dan kendaraan yang nyaman. Namun rezeki tidak sebatas kasat mata. Ketika harta berlimpah tapi tak pandai bersyukur maka semua akan dirasa kurang dan tidak pernah merasa cukup. Demikian juga ketika sang fakir belum Allah izinkan untuk diberikan harta berlimpah bisa jadi Allah tau dia belum mampu untuk menopang harta kekayaan itu. 

Didapat dari mana, dibelanjakan untuk apa dan sebagainya. Di sanalah amanahnya harta yang berlimpah. Allah sudah janjikan memang, jika engkau bersyukur maka akan Allah tambah rezeki itu. 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim:7) 

Apa susahnya untuk bersyukur padahal feedback dari rasa syukur akan kembali kepada diri kita, Allah tambah nikmat kepada kita. Sungguh indah memang jika kita telusuri makna syukur. 

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Artinya: Dan terhadap nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (Ad-duha: 11) 

Senantiasa memuji-Nya atas segala nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita. Semuanya adalah nikmat dari-Nya. Tak hanya rezeki uang. Semua adalah nikmat dari-Nya. Kesehatan, kelapangan, tidak kelaparan, nafas yang dihirup, jantung yang berdetak, semuanya, semuanya adalah nikmat-Nya. 

Syukur dapat diartikan dengan ucapan lisan, dengan berbagi apa yang dimiliki, sedekah, zakat dan sebagainya. Padahal jelas sedekah pun akan kembali hasilnya kepada si pemberi sedekah. 

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Sampai sedekah kurma tersebut menjadi seperti sebesar gunung atau lebih besar lagi.” Ketika seorang bersedekah dengan satu biji kurma atau yang seharga dan sebanding dengannya, maka pahalanya akan seperti gunung. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memeliharanya sampai pada hari kiamat pahala tersebut seperti sebesar gunung. (dikutip dari radiorodja.com). 

Memberi tak mesti menunggu di saat lapang. Mental kaya itu yang perlu dibentuk. Disaat tak punya memberi maka disaat punya pun akan terbiasa memberi, itulah mental kaya. Ya, mental kaya itu yang harus dibentuk. Kaya hati, kaya pikiran tidak sempit. 


Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)