Sedih dan Tertawalah Secukupnya

Admin
0



Tak mengapa kita tertawa, itu tanda syukur akan nikmat bahagia yang diberikan-Nya. Begitu juga tak mengapa kita menangis, mata punya hak nya juga. Mungkin sering kita melihat orang tertawa kok ya selalu tertawa. Bisa jadi ia hanya melihatkan sisi bahagianya saja, tidak melihatkan sisi resah, gundah gulananya. Bisa jadi karena sebab ia pandai tak berkeluh kesah akan kehidupan. Karena tiada guna kita berkeluh kesah. Atau memang mungkin ia selalu bahagia dengan setiap kondisi. 


Sebab Allah sudah berkata, orang mukmin tiada kondisi yang buruk baginya, disaat diberi nikmat ia bersyukur dan disaat diuji ia bersabar. Namun tetap benar, kita tak baik untuk terlalu lalai dalam canda tawa. Canda tawa yang berlebihan dapat mematikan hati. Maksud dengan mematikan hati iyalah, hati tak dapat merasakan teguran dari-Nya. Hati tak dapat merasakan panggilan dari-Nya di sepertiga malam. Hati tak ingat akan kematian, hati lupa akan kehidupan yang lebih kekal. 


Disaat bahagia maka tak mengapa tertawa. Asalkan hati senantiasa tenang. Ya, kita mudah untuk senang akan sesuatu hal. Itu adalah tanda syukur akan nikmat dari-Nya. Segala nikmat dari-Nya nikmat yang kecil ataupun nikmat yang besar. Teman yang baik adalah nikmat, tetangga yang baik adalah nikmat, sahabat yang baik adalah nikmat, sehat adalah nikmat bahkan makanan juga adalah nikmat dari-Nya. Jika kita sakit maka tak akan bisa merasakan nikmatnya makan. Ketika sakit gigi, maka tak ada satupun makanan yang nikmat, itu juga adalah nikmat dari-Nya. Jika kita pandai bertafakur maka di saat sakit gigi pun kita akan dapat bersyukur atas nikmat sehat yang selalu diberikan-Nya. 


Namun tak jarang manusia banyak yang berkeluh kesah. Diberi hujan, ngeluh, "kok hujan yaa". Diberi panas, ngeluh, "panas sekali siang ini". Lagi sakit ngeluh, dan hal lain yang dikeluh kesahkan. Seperti segala kondisi ada saja sisi negatifnya. Jika kita berfikir negatif maka semua akan tampak negatif. Namun disaat kita senantiasa berpikir positif maka kita akan melihat dengan kaca mata yang luas. Hati yang sempit dan kurang bersyukur akan senantiasa melihat sesuatu dengan negatif. 


Segala sesuatu itu pilihan, melatih hati dan pikiran positif adalah pilihan. Bagaimana cara agar senantiasa berpikir positif tentu ada caranya. Tidak bisa instan terbentuknya hal tersebut. Ia harus melihat segalanya dari landasan hidup, ajaran agama. Juga harus banyak membaca dan mendengarkan hal-hal yang positif. Hindari segala hal yang dapat menimbulkan penyakit hati. Ketika ada hati yang sakit, langsung dicuci dengan dzikir. 


Menjadi manusia yang qanaah itu memang tak mudah. Menjadi manusia yang rendah hati juga tak mudah. Lakukan saja sesuatu hal karena kau suka atau karena ingin ridho-Nya. Kau suka dan Tuhanmu ridho itu jauh lebih baik. Meskipun kadang kita suka ternyata Sang Pencipta tak suka. Disitulah ujian melawan nafsu sedang diuji. Tetap lakukan atau  ditinggalkan. Menjadi pribadi qanaah dan rendah hati itu memang tak mudah. 


Disaat bahagia maka tertawalah, disaat sedih maka menangislah, disaat yang diinginkan belum tercapai maka evaluasilah, disaat merasa ada yang salah maka merenunglah. Disaat hatimu mulai terasa lelah maka istirahat lah sejenak. biasakan dzikir dan tilawah dalam kegiatan harian. Disaat ingin sendiri maka menyendirilah tak perlu memaksa diri untuk bersama namun merasa sunyi dalam keramaian. Disaat hati mulai lupa maka ingatkanlah. 

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)