Gejolak Rasa

Admin
0



Permainan perasaan tak ada yang bisa menerka sampai kapanpun, setiap detik bahkan rasa dan hati bermain dan berubah-ubah selaras dengan logika dan aura rasa. Tak ada yang mampu menembus sampai manapun gejolak hati para hawa.

Tapi ada satu cerita tentang cucu hawa, bahwa rasa yang telah tercuri akan sulit untuk dihilangkan dan dimusnahkan, sampai ia benar-benar tau suatu kepastian yang masuk pada akal dan logikanya. Ataupun di saat dia yakin bahwa dirinya bukan siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya.

Meskipun pada sesaat waktu, emosinya berkata meniadakan, tetap saja bisikan hatinya tak bisa menggantikan. Kondisi ini akan mengelabui jiwa raga. Maka pantaslah, hati para hawa menyimpan rahasia seperti dalamnya samudera. Tak ada yang mampu membaca

Hawa masa kini, mungkin banyak yang kehilangan marwahnya, namun hawa yang menjaga akan tetap ada sampai akhir masa. Mereka akan tetap menyimpan baik-baik rahasia hati yang tak bisa disampaikan dengan mudah. Dan aku tertarik pada cerita para hawa yang begini.

Hati, seperti air yang mendidih, temperatur yang sering sekali berubah-ubah, namun pada rasa, jarang sekali akan adanya perubahan pada jiwa. Maka Anis Matta mengatakan, "jika ujian cinta adalah waktu, maka kepribadian adalah jawabannya"

Menarik sekali memang, ketika cinta menemukan jiwa yang tepat untuk berlabuh. Tak ada pesona cinta tanpa sebuah pertemuan dua jiwa, begitu katanya. Dan entah kenapa aku selalu tertarik dengan kata cinta dan maka cinta ini akan tetap ku jaga untuk seseorang yang entah siapa.

Miris memang penilaian orang-orang, pada masa kini masih saja memegang kesucian rasa, katanya, lantas apa perlu mendengar kata-kata manusia yang mengajak ke jalan yang tak semestinya? Semua kaum hawa yang menjaga fitrahnya pasti setuju, jika ada lelaki yang suka pada wanita maka datangi walinya saja, pintu pasti terbuka, jika jodoh maka takkan kemana, maka apa susahnya Adam mencoba.




20'02'16

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)