Pacaran Sebelum Nikah? Gak Lah

Admin
3

Lagi-lagi seorang teman memberikan bukti bahwa pacaran bukanlah jalan yang tepat karena pada akhirnya ke pelaminan juga bukan dengan si dia yang senantiasa berbagi kasih. Duhai kawan, sudah berapa kali kusampaikan, bahwa pacaran bukanlah jalan.

Jika muda-muda berpacaran dengan anggapan, jika tak pacaran tak dapat jodoh dan tak punya kenalan untuk berjodoh. Mereka meyakini hanya dengan pacaran saja jodoh mempunyai jalan. Apakah mereka salah? Saya kira mereka tak salah, mungkin baru sampai disana pemahaman yang mereka punya.

Kesalahan mereka adalah, tidak mendalami paham yang diajarkan agama yang fitrah. Berapa banyak kita jumpai kawan yang dulu asik gonta ganti pacar akhirnya menikah dengan kenalan yang baru saja dia jumpai dalam perjalanan. Dia tidak menikah dengan pacarnya saat masa sekolah dulu. Dulu hubungan macam mami papi yang membuat risih mata memandang.

Banyak sudah waktu memberikan bukti bahwa pacaran bukanlah berujung pernikahan. Yang dirasa hanyalah sakit. Memang juga banyak kita jumpai yang pacaran akhirnya ke pelaminan, tapi di dalam buku-buku yang saya baca, ketika pernikahan di awali dengan pacaran maka disana dikatakan, 'hilang' bumbu-bumbu romantisme dan rasa debaran.

Begitu katanya, karena sudah biasa saat pacaran sebelum menikah melakukan pegangan tangan dll nya, sehingga debaran hati saat menikah tak terasa nikmat lagi. Hilang rasa gejolak hati 'jatuh cinta' untuk ke sekian kalinya pada sang kekasih halal. Mawaddahnya ada tapi belum tentu ada rasa dag dig dug nya. Begitu kata buku-buku yang saya pelajari.

Yakinlah padaNya, jodoh setiap kita pasti ada, tak perlu kita sibuk pacar sana pacar sini udah menyeleksi. Debaran hati yang ke berapa kali untuk orang yang menjadi pasangan hidup?

Dan kita semua tau, tak ada pacaran yang sehat, pasti ada sentuhannya, boncengan-tersentuh, makan berdua-suap-suapan, bercanda -sambil pegangan tangan, kemana-mana-hanya berdua saja, yang lain lewat, dunia milik berdua, orang lain numpang.

Risih mata ketika memandang jalanan di saat malam minggu, mojokan, boncengan, dan sebagainya. Tak ada rasa sakinah dalam melihat mereka. Yang ada gelisah. Berbeda disaat yang melakukan aktivitas itu pasangan yang sudah menikah, itu melihat mereka rasanya adem, tentram dan syahdu. Rasanya semua mata sangat bahagia melihat.

Kamu yang masih remaja dan juga muda, tinggal pilih, mau pacaran yang nikmatnya bahkan semua mata memandang merasakan bahagia, atau pacaran yang mana melihatnya semua mata dan hati gelisah. Memilih berjuta-juta debaran atau gandengan tangan tapi tak ada rasa sedikitpun.

Silahkan pilih.


--Helmi Yani--

Posting Komentar

3Komentar
Posting Komentar