Santun Perangainya!

Admin
0

Tidak ada seorang pun ibu yang tidak menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh, baik budi pekertinya, santun perangainya, jujur ucapannya, lemah lembut pada semua, bijaksana dan sifat-sifat positif lainnya. Aku rasa aku tidak berlebihan jika terlalu cepat aku mengatakan, Ashraf santun perangainya. Ya, aku sebagai ibunya sangat merasakan itu dalam perlakuannya padaku.

Di saat momen-momen tertentu, ia tunjukkan bagaimana sikap santun itu. Aku ingin bercerita beberapa hal saja. Dan kurasa tidak cukup sebuah tulisan mewakili kisah-kisah harian Ashraf bersamaku. Kini sudah 11 bulan 8 hari usianya. Akan memasuki usia 1 tahun, tepat di tanggal 9 Juli 2019 esok atau pada 25 Syawal 1440 H. Ya, Ashraf lahir pada 25 Syawal 1439 H. Jadi aku ingin milad Ashraf dua kali dalam setahun diingat, tanggal Hijriyah dan tanggalan Masehi.

Kembali ke topik. Malam ini dan malam-malam sebelumnya, sudah hampir sebulan lebih Ashraf sudah pandai menciumku jika hendak tidur dan bangun tidur. Kini kepandaian nya pun bertambah, beberapa minggu belakangan, ia akan menciumku jika hendak minta susu. Dan ia menciumku dengan cara yang berbeda disaat hendak tidur dan minta buat susu.

Cerita malam ini, Ashraf kembali menciumku, minta dibuatkan susu, ia haus dan juga mengantuk. Ashraf memang proses tidurnya agak lama. Jadi, bibirku dibuat dower karena terbentur kepalanya. Hingga dower dan sakit. Ashraf tidak bisa tidur kalau tidak didendangkan lagu untuknya. Lagu "Umi sayang Ashraf" ciptaanku sendiri, hahaha. Jadi, hampir setiap mau tidur aku melagu dengan perasaaan, kadang lagu baru diciptakan, kadang lagu yang sudah lama didendangkan. Tapi biasanya, setiap malam akan berbeda lirik lagunya. Wkwkwkwk

Jadi, ceritanya, malam ini aku pura-pura tidak mengelus dan berdendang untuk Ashraf, karena bibirku lagi dower, jadi Ashraf hanya tertawa tawa saja melihat uminya. Dan ia mencoba untuk tidur sendiri- walaupun- gagal. Diperhatikan uminya terus, dan aku tatap anakku. Berulang kali sikapnya menunjukkan susah tidur. Aku perhatikan sikapnya. Dan berulang kali ia berusaha tidur sendiri. Diperhatikannya saja uminya terus, kemudian ia coba tidur lagi, gagal lagi. Terakhir kalinya, ia coba pejamkan matanya.

Dilihatnya kembali uminya, lantas ia tertawa. Kemudian ia balikkan badannya mencoba tidur, dipejamkannnya kembali matanya, tapi tetap terbuka. Melihat sikapnya demikian, lantas aku peluk anakku dan bercakap-cakap dengannya menjelaskan kondisi uminya yang lagi sakit bibirnya, karena terkena kepala Ashraf. Ia dengarkan saja uminya bercakap. Kemudian ku dendangkan lagu "Umi sayang Ashraf". Tidak lama aku dendangkan, sambil mengelus kepalanya, memijit badannya dan elus-elus badannya, ia pun akhirnya tertidur pulas. Sangat sebentar sekali, tidak lama seperti biasanya.

Terasa oleh naluriku, tingginya budi pekertinya, semoga demikian hingga kapanpun, bagaimana ia mencoba bersikap mencoba sendiri dan tidak menangis. Malahan ia tertawa melihat uminya yang memperhatikannya. Ashraf memang anak Sholeh, semoga selalu demikian sampai kapanpun. Santun perangainya, ia pandai menunjukkan sikap yang baik, bagaimana ia bersikap padaku, ia berusaha tidak menyusahkan uminya dan ia meminta sesuatu dengan cara yang santun. Semoga demikian selamanya.

Tak jarang, lagu akhlak ku ciptakan juga sambil mendendangkan Ashraf tidur. Judulnya "Berdoa sama Allah". Lagu ini berisi harapanku akan pribadi Ashraf kelak. Sedikit liriknya kubocorkan,

Berdoa sama Allah
Ya Allah, jadikanlah Ashraf anak yang sholeh ya Allah
Rajin ibadah, bertaqwa pada Allah
Rasulullah teladan hidupnya
Alquran pedoman hidupnya.
Pandai mengaji dan rajin mengaji
Jujur ucapannya, santun perangainya
Tinggi budi pekertinya, baik akhlaknya
Tidaklah sombong, baik hatinya
Suka menolong, mudah senyum pada semua
Bijaksana dan rendah hati
Dan seterusnya

Lagu yang diminta Ashraf tidaklah sama setiap akan tidur. Kadang ia ingin lagu "Berdoa sama Allah", kadang lagu "Umi sayang Ashraf" kadang lagu sholawat, kadang kumandang adzan juga takbiran. Kalau ia suka maka ia akan tenang. Ya, sangat terasa apa yang diinginkan olehnya. Batinku dan batinnya terasa sedang bercakap-cakap dengannya. Apa yang kukatakan padanya didengarkan nya. Rasanya tidak bisa diungkap dengan kata-kata sikapnya dalam seharian. 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)