Rumit Untuk dijabarkan

Admin
0



Kita tidak akan bisa mengubah dunia dengan tangan sendiri. Kita juga tidak bisa mengubah keadaan bangsa dengan tangan sendiri. Bahkan yang sudah memiliki kekuasaan pun terkadang tak mampu memperbaiki keadaan. Suatu keadaan yang lebih baik. Baik dari segi rohani dan kondisi pada umumnya. Terkadang terdengar ada pesimisme disana. Namun tetap ada celah untuk memperbaiki suatu keadaan. 

Bahkan untuk mengubah diri sendiri pun kita takkan mampu dengan tangan sendiri. Ia butuh pertolongan dari Sang Maha Kuasa. Kekuatan doa dan meminta petunjuk padaNya. Meminta kekuatan sabar dalam menjalankan ketaqwaan kepadaNya. Tidak ada yang bisa sendiri tanpa pertolongan Nya. Apapun itu yang dijalani. 

Apakah itu perbaikan pada diri sendiri, perbaikan pada keluarga, perbaikan di dalam masyarakat. Menjalankan usaha dan bisnis juga tak lepas dari pertolongan Nya. Dimanakah kekuatan kita sebagai insan. Bahkan ide yang kita miliki pun adalah dari Nya. Siapa yang menggerakkan hati kita? Allah. Siapa yang menguatkan azzam kita? Tanpa pertolongan Nya takkan mampu dan bisa. Lantas perlukah lagi rasa sombong? 

Di dunia saat ini, mengalami krisis manusia-manusia jujur. Jujur dari dalam hati, tulus dan memang tak punya niat busuk di belakang. Walau mungkin ada kepentingan-kepentingan. Jika itu kepentingan untuk agama dan bangsa, maka kenapa tidak? Namun jika hanya sekedar kepentingan pribadi atau dengan kata lain, memanfaatkan sesuatu untuk meriah keuntungan diri pribadi. Sama saja kita sebagai seorang pembohong. Tidak tulus ada udang dibalik batu. 

Tidak mengapa memang jika segala sesuatu bisa menghasilkan sesuatu yang baik. Tidak melulu tentang fulus. Harus ada nilai yang disampaikan dan diperjuangkan. Nilai kebenaran, nilai keadilan, nilai ketuhanan. Jika hidup hanya sekedar itungan material, untuk apa? Sejauh apa kekayaan yang diinginkan? Jika hanya mengharapkan ghanimah kerdil sekali niat berjihad kita. Jihad tak melulu soal angkat senjata dan perang amunisi bom bardir. 

Ketika kita berbisnis dan berniat dengan bisnis kita ingin jihad di bidang ekonomi. Jihad untuk bisa memberikan kemaslahatan kepada sesama. Ini juga termasuk jihad. Berbagi apa yang bisa dibagikan tak perlu juga harus menjadi jutawan dulu. Toh apa yang kita keluarkan baik itu harta, ilmu dan segala macam kebaikan, akan kembali ke diri kita juga. Baik di dunia ataupun akhirat. Tak masalah niat kita dalam melakukan sesuatu mempunyai niat yang lebih dari satu. Agar lebih bermakna dalam menjalankan apapun itu. 

Tidak mudah memang menemukan orang orang jujur dari dalam hati. Jujur niatnya, jujur sikapnya, jujur fikirannya. Terlalu banyak otak otak picik di dunia saat ini. Selalu mencoba mengambil keuntungan di dalam situasi. Bisa kita temukan, banyak sekali. Bahkan dalam kondisi pandemi pun banyak kita temukan oknum yang mencari keuntungan dibalik musibah. Tak hanya di dunia nyata, dunia maya pun ada. 

Begitulah terlalu rumit jika harus dijabarkan. Begitulah terlalu sudah parah memang situasinya. Hanya bisa urut dada ataupun bahkan mengumpat sana sini. Tapi juga percuma, tak ada hasil yang didapat, tapi setidaknya kita bukan termasuk golongan yang membenarkan yang salah. Yang salah harus tetap dikatakan salah. Jangan karena sesuatu yang salah malah diberikan pembenaran. 

Menjadi manusia yang tak peduli sama sekalipun bukanlah jalan keluar. Setidaknya kita harus berbuat sesuatu, walaupun hal kecil, semampu kita, sesuai kadar kemampuan yang dimiliki. Sesuai kadar pengetahuan yang dimiliki. Sehingga kita bukan termasuk golongan yang tak peduli sama sekali. Karena ahli ibadah pun bisa menjadi penghuni neraka karena tak peduli pada situasi. 

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)