Pasutri Tak semesra Dulu, Why? Berikut Tanda nya!

Admin
0
sumber gambar; lifestyle.okezone.com


Dalam perjalanan rumah tangga pasti ada yang namanya ombak dan riak yang harus dilewati pasutri. Dan setiap pasutri pun berbeda caranya dalam mengungkapkan cinta dan kasih sayang. Ada yang mungkin dengan kata-kata, ada juga dengan sikap romantis yang penuh kasih sayang. Namun juga ada sebagian yang tidak dengan kata-kata dan sikap tapi dengan menunjukkan tanggung jawab. 


Well itu semua adalah cara setiap orang yang berbeda-beda. Namun di dalam rumah tangga apalagi pasutri tidak bisa hanya sekedar menjalani rutinitas dan menunaikan tanggung jawab saja. Karena memang pasutri adalah dua insan yang sama-sama memiliki hak untuk disayang, dicintai dan diperhatikan. Jika pasutri hanya berputar pada tanggung jawab tanpa dibumbui romantisme alamatlah kapal akan kaku dan gersang. 


Namun di lapangan dapat kita temui hubungan pasutri seiring waktu bisa tak semesra dulu saat masa-masa awal menikah. Seharusnya itu tidak terjadi, jika pasutri menyadari bahwa hal itu seharusnya tidak demikian. Pasutri mesti sadar apa yang berubah dan apa yang hilang dalam hubungan yang dijalin dalam rumah tangga. Pada hakikatnya semua manusia baik perempuan dan laki-laki menyukai romantisme, pertanyaannya adalah, kan dengan siapa? Sikap romantisme itu bisa ditunjukkan dengan orang yang kita cintai tentunya. Nah dengan demikian perlu merawat cinta itu sendiri di dalam rumah tangga oleh pasutri, kedua belah pihak. 


Coba kita cek dan ricek mengapa dan kenapa serta tanda hubungan pasutri tidak lagi mesra. Jangan tabu untuk mengetahui hal ini, karena ini sangat penting dan fundamental dalam menjalin hubungan yang harmonis dan romantis antara pasutri. Berikut tanda, hubungan pasutri tak lagi mesra; 


1. Jarang Berhubungan Seks

Dikutip dari Healthline melalui hellosehat kesenangan dan kepuasan seksual membantu mempererat ikatan dalam sebuah hubungan. Selain itu, hal ini juga dapat membuat Anda dan pasangan memiliki kualitas hidup yang jauh lebih baik. Namun berkurangnya aktivitas seksual dalam pernikahan bisa menjadi tanda penting bahwa keintiman Anda dan pasangan mulai berkurang.


Dalam aktivitas seks, pasutri juga harus sadar bahwa aktivitas tersebut bukan hanya sekedar ritual atau pemenuhan kebutuhan biologis saja. Pasutri harus menikmati aktivitas itu, harus dengan rasa cinta dan kasih sayang. Sehingga ini akan menimbulkan kenyamanan, rasa cinta yang semakin kuat dan saling menghargai diantara pasutri. Bagi pasutri yang -mungkin- sudah absen beraktivitas di ranjang, coba dicek kapan terakhir berhubungan dan bagaimana aktivitas tersebut berjalan. Jangan dianggap sepele hal ini. Ini adalah hal fundamental dalam hubungan pasutri. 


2. Tidak terbuka dengan pasangan

Buruknya komunikasi antara pasutri bisa menjadi sebab renggang dan kakunya hubungan pasutri. Apa itu komunikasi yang buruk? Tidak adanya saling terbuka, apapun yang dirasa disimpan sendiri, tidak dibicarakan, apapun persoalan dan permasalahan tidak dibicarakan hanya dirasa dan dipikirkan sendiri. Tanpa mengungkapkan dengan pasangan. Hal ini sangat tidak baik untuk hubungan pasutri. Keterbukaan adalah kunci utama dalam menjaga hubungan pernikahan. 


John Mayer, Ph.D, seorang psikolog klinis Doctor On Demand menyatakan bahwa komunikasi yang kuat, jujur, dan terbuka menjadi salah satu cara penyelesaian masalah yang paling efektif dalam sebuah hubungan. Dengan pasangan tak perlu sungkan menyampaikan apa yang dirasa, apa yang dipikirkan. Harus dibicarakan dengan jelas dan terang-terangan apapun yang kamu pikirkan dan rasakan, baik terhadap pasangan ataupun terhadap segala persoalan. Karena pasutri adalah dua sejoli yang menjalani hidup dalam satu atap. Yang akan ditemui setiap harinya. Jika komunikasi tertutup tidak bisa dibayangkan bagaimana suram dan angkernya suasana rumah tangga. 


3. Terpaku dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing

Benar ada tanggung jawab di kedua belah pihak baik suami ataupun istri. Namun bukan berarti tugas dan tanggung jawab tersebut dikerjakan masing-masing tanpa ada rasa peduli satu sama lain. Hubungan antara pasutri bukan hanya sekedar memenuhi tanggung jawab dan menjalankan tugas. Ada banyak manfaat dan pahala dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang dilakukan pasutri tersebut. Jika tugas dan tanggung jawab ini dijalani dengan sangat serius tanpa ada dibumbui dengan sikap humor maka bisa kita bayangkan bagaimana kakunya hubungan pasutri. Pasutri bukan relasi rekan kerja di kantor. Jika hal ini terjadi ada baiknya kamu membicarakan dengan pasangan. Bagaimana hal demikian tidak terjadi dan terulang kembali. 


4. Tidak saling mendengarkan ketika bertengkar

Dalam berumah tangga, ribut kecil dan bertengkar itu hal biasa dan normal. Ini terjadi karena masing-masing sama-sama mempertahankan argumennya. Pasutri mesti sadar bahwa harus ada yang mengalah dan tentu tidak melulu pihak suami yang mengalah atau pihak istri yang mengalah. Jika itu tentang sebuah kesalahan maka yang salah mesti mengalah, atau setidaknya lebih baik mendinginkan kepala yang sedang panas. Orang yang sedang marah maka egonya akan semakin tinggi. Ingin didengar dan dituruti, jika keduanya sama-sama kuat maka pertengkaran akan semakin besar. 


Ini adalah tanda hubungan kamu dan pasangan dalam masa krisis. Pasutri mesti sadar bahwa hal ini tidak mendatangkan manfaat sama sekali, yang ada hanyalah saling menyakiti dan saling melukai perasaan masing-masing. Sebagai perempuan benar mereka ingin didengar, lelaki sebagai pemimpin rumah tangga pun demikian ingin didengar dan istri taat padanya. Namun ada cara yang lebih baik. 


Disaat bertengkar hati sama-sama menjauh dan tubuh pun saling menjauh. Disaat seperti itu sulit membuat diri terbuka dan merasa nyaman. Hanya suami yang bijaksanalah yang akan datang mendiamkan istrinya dengan pelukan. Peluk dan cium saja, emosi wanita sebagai istri akan hilang dan lenyap. Demikian juga suami, mereka juga ingin diperlakukan demikian, tapi kan perempuan gengsinya lebih tinggi. So, siapa yang akan duluan meluluhkan suasana? Kembali ke pasutri tadi. 


5. Aktivitas cinta yang kurang

Dikutip dari hellosehat saat melakukan aktivitas yang dikaitkan dengan ‘cinta’, tubuh akan melepas hormon oksitosin. Hormon ini dikenal juga sebagai hormon cinta. Hormon ini akan membuat Anda merasa bahagia dan euphoria. Berpelukan dan berciuman termasuk ke dalam aktivitas cinta, tentunya hal ini dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin. Selain membuat diri merasa bahagia, hormon ini juga memiliki efek seperti membentuk empati, kepercayaan dalam hubungan, dan perasaan terikat. 


Tentu sebagai pasutri melakukan hal ini adalah sebuah kesenangan dan kebahagiaan karena memang kita melakukannya dengan pasangan halal dan orang yang kita cintai. Tak hanya dari segi kesehatan aktivitas ini juga tentu bernilai ibadah. Sudah sehat, bahagia dapat pahala pula. Jadi sangat disayangkan dan rugi jika pasutri melewati hari tanpa aktivitas cinta tersebut. Bagi kamu yang masih kaku atau tidak membiasakan hal ini, silahkan dicoba untuk membiasakannya. Kamu bisa melakukan pelukan dan ciuman sebanyak mungkin, asal tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)