Tentang Sebuah Perjalanan

Admin
0
istockphoto


Kita belajar dari sejarah. Kita belajar dari kisah manusia yang dahulu ataupun dengan kisah manusia yang masih hidup saat ini. Banyak hal yang dapat kita pelajari. 

Tentang perjalanan hidup seseorang pada akhirnya ialah menuju sebuah perpisahan akan kehidupan itu sendiri. Tak ada yang tau pasti dari akhir hayat seseorang. Apakah husnul khatimah ataukah su'ul khatimah. 

Disitulah letak adilnya Allah. Adil itu bukan sama rata atau semua harus sama. Tapi adil adalah sesuai dengan takarannya. Jikalau kita tau berapa lama lagi kita hidup di dunia tentu ada yang menunda nunda waktu untuk berbuat kebaikan. 

Jika kita tau di umur berapa usia kita tutup, mungkin kita akan berkata, nanti sajalah memperbaiki dirinya. Nanti sajalah berjilbabnya, nanti sajalah sholatnya. Nanti sajalah, nanti sajalah. Itu jika kita tahu kapan malaikat datang menyapa. 

Disitulah Allah ingin lihat. Ketika kita tidak tau kapan waktunya. Disaat itulah juga kita akan senantiasa perbaiki diri, persiapkan bekal dan sebagainya. Memang juga bukan amalan yang banyak yang menentukan kita senang atau tidak di akhirat nanti. Semua itu tentang Allah ridho atau gak. 

Disaat kita tidak tahu ajal kapan menyapa. disaat itu kita akan senantiasa merasa diawasi malaikat. Disaat itu kita merasa belum punya bekal dan terus beramal dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Sedangkan seorang mukmin itu apapun yang dikerjakannya bernilai ibadah jika dia melakukan karena-Nya. 

Mendidik anak karena-Nya ibadah
Mengurus urusan rumah karena-Nya, Ibadah 
Taat dan berbakti kepada suami karena-Nya, ibadah
Makan baca bismillah karena-Nya, ibadah
Minum juga jadi ibadah jika baca bismillah karena-Nya

Dan masih banyak aktivitas sehari-hari yang dapat bernilai ibadah, jika karena-Nya. 

Itulah kenapa kita mesti senantiasa ingatkan diri kita sendiri, keluarga untuk senantiasa persiapkan diri dan beramal sholeh. Karena memang tak ada yang tau tentang suatu yang ghaib. Bahkan Fir'aun yang merasa raja paling hebat dia tidak pernah tahu mati di tengah laut. 

Siapa yang sangka seorang pezina di zaman Nabi Musa as, ternyata dia menjadi salah satu penghuni surga. Sungguh tak ada yang tahu tentang itu semua. Karena dia sudah bertobat dan terus menyesali perbuatannya dan beramal baik. Tugas kita hanya taat pada-Nya. Mencari keridhaan-Nya. 



Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)