Tak Seindah Drama Korea???

Admin
0
sumber gambar: islampos


Mungkin kita sering mendengar istilah ini bahkan ada talk show dan seminar khusus tentang tema ini, "Menikah tak seindah drama Korea". 

Sebenarnya Saya kurang setuju dengan istilah ini. Karena seakan memberikan pandangan negatif tentang sebuah pernikahan

Dan yang lebih jauh lagi adalah, saya khawatir nanti banyak kaum muda mudi yang takut untuk menikah dan melangkah serius untuk menuju pernikahan. 

Ya mungkin istilah ini sering digunakan oleh mereka yang terlalu tinggi dalam berekspektasi tentang sebuah rumah tangga. Terlalu tinggi mengkhayalkan hal-hal yang indah saja dalam rumah tangga. Hingga lupa bahwa dalam rumah tangga ada bahtera nya. 

Bahwa di rumah tangga ada persoalan dan permasalahannya masing-masing. Beda pasutri beda rumah tangga nya beda pula persoalan dan permasalahan yang mereka hadapi. Tapi yang pasti apapun persoalan nya maka solusinya adalah komunikasi dan diskusi. 

Hal ini tidak lepas dari pentingnya kita memiliki ilmu dalam membangun mahligai rumah tangga. Pentingnya kita memahami persoalan dan bagaimana kita bisa menyelesaikannya. Tanpa pemahaman yang baik maka setiap persoalan tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. 

Rumah tangga itu kan terdiri dari pasutri dan juga anak-anak. Persoalan rumah tangga bisa datang dari pasutri sendiri, persoalan anak ataupun dari luar. Entah itu  persoalan yang datang dari keluarga besar ataupun persoalan sosial yang bisa merembes ke dalam rumah tangga. 

Disitulah pentingnya komunikasi diantara pasutri untuk membicarakan dan mendiskusikan setiap persoalan. Hal ini tidak bisa dielakkan ataupun dianggap tidak ada. Setiap persoalan tidak bisa dianggap tidak ada. Ia harus segera didiskusikan. Tidak bisa dianggap tidak ada. 

Menikah tak seindah drama Korea. Mungkin yang masih single akan takut mendengar hal ini. Menjadi momok yang menakutkan untuk serius menikah. Padahal istilah ini tidak selalu benar. Semua tergantung bagaimana kita dan pasangan menghadapi setiap persoalan. 

Yang suka nonton film Korea tahulah ya bagaimana romansa dan romantisme yang dihadirkan di dalam film. Bisa saja moment-moment romantis itu dihadirkan di dalam setiap rumah tangga. Kuncinya komunikasi. 

Di zaman nabi. Atikah binti Zaid dan Abdullah bin Abu Bakr juga merupakan pasangan yang romantis. Atikah sangat pandai membuat suaminya senang begitu juga Abdullah juga pandai dalam memuliakan istrinya. 

Kisah Rasulullah dengan para istri nya juga tak kalah romantis dari film-film Korea. Bagaimana Rasulullah yang dalam keadaan ketakutan dan menggigil diselimuti oleh Khadijah Ra. Bagaimana Rasulullah dan Aisyah mandi dalam bejana yang sama. Juga bagaimana kisah Rasulullah dan Zainab binti Jahsy. Jauh lebih indah dari drama Korea. 

Rasulullah dan Istrinya juga tak lepas dari persoalan dan permasalahan. Bagaimana Aisyah Ra yang melempar makanan karena "cemburu" , bagaimana Rasulullah mengingatkan Istrinya ketika para Ummul mukminin meminta uang belanja yang lebih. 

Menikah tak seindah drama Korea. Saya kira itu hanyalah anggapan yang kurang tepat. Jelas menikah itu adalah hal yang sangat indah. Disaat setiap pasangan mampu menjadi orang yang tepat untuk pasangannya masing-masing. Kita jangan terlalu menuntut untuk mencari orang yang tepat, tapi jadilah diri yang tepat untuk pasangan masing-masing. 

Yang namanya rumah tangga pasti ada persoalan dan permasalahan. Dan di dalam film-film Korea juga banyak yang memunculkan persoalan-persoalan rumah tangga, kasus perselingkuhan juga ada. Tidak selamanya film Korea itu hanya tentang romantisme saja. 

Romantis itu kan timbul karena ada rasa saling mencintai. Rasa ingin menghargai pasangan. Rasa ingin menyenangkan pasangan. Kuncinya pun tidak terlepas dari saling memperbaiki diri. Baik untuk yang masih single ataupun yang sudah menikah. Sama-sama tetap memperbaiki diri. 

Bagi yang single maka teruslah memperbaiki diri hingga Allah hadirkan juga pasangan yang sesuai dengan diri kita masing-masing. Pasangan kita itu adalah cerminan diri kita. Saling melengkapi kekurangan masing-masing. Jangan dulu ambil kelebihannya, tapi terima dulu kekurangan baru kemudian akan gampang menerima kelebihan. 

Pandanglah pasangan kita, cermati wajahnya saat ia sedang terlelap. Lihatlah betapa engkau sangat mencintainya. Lihatlah kebaikan-kebaikannya. Begitulah kunci agar rasa kasih dan sayang terus bersemai. Maka akan mudah menciptakan hubungan yang baik dan romantis dengan pasangan. 

Gak usah film Korea lah yang menjadi arah kita dalam menciptakan romansa rumah tangga, Nabi kita sudah mengajarkannya. Bagaimana membangun rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah. Tinggal kitanya, mau menciptakan nya atau tidak. Tentu ini merupakan kerja sama antara pasutri. 

Ingat, setiap rumah tangga itu ada ujian nya masing-masing. Ada persoalannya masing-masing. Tinggal bagaimana mengkomunikasikan dan mendiskusikan bersama. Ketika komunikasi berjalan dengan baik, insya Allah tidak ada persoalan yang terlalu besar. Semua pasti ada jalan keluarnya. Dan hubungan yang baik antara pasutri tentu dapat tercipta. Hingga jauh lebih romantis dari film Korea. 

Tentu panutan kita adalah Rasulullah, para nabi dan para sahabat dalam membangun mahligai rumah tangga. Insya Allah.
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)